Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ketua Dewan Pers: Wartawan Tidak Cukup Jadi Generalis, Tapi Harus Spesialis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Jumat, 07 Februari 2020, 16:38 WIB
Ketua Dewan Pers: Wartawan Tidak Cukup Jadi Generalis, Tapi Harus Spesialis
Ketua Dewan Pers, M Nuh/RMOL
rmol news logo Persoalan yang semakin kompleks di tengah masyarakat menuntut wartawan untuk lebih kompeten. Artinya, harus ada kompetensi khusus di salah satu bidang agar bisa mengabarkan berita yang tidak saja informatif tapi juga tajam.

Begitu kata Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh dalam acara “Pembukaan Program Wartawan Spesialis”, di Best Western Kindai Hotel, Jalan Ahmad Yani, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (7/1).  

"Enggak cukup cuma jadi generalis saja, harus menjadi spesialis," ucap mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.

Sebagai salah satu bukti bahwa spesialisasi dibutuhkan di dunia jurnalistik adalah dengan melihat perkembangan yang hadir di tengah masyarakat.

Sebagai contohnya, Mohammad Nuh menkritik pemberitaan yang dibuat banyak wartawan di media nasional terkait fintech.

Katanya, banyak wartawan yang hanya menulis di tataran permukaan terkait fintech, tapi tidak ada yang mendalam dan menjadi lahan edukasi bagi masyarakat luas.

"Paling (yang ditulis) sekadar ada fintech ilegal. Tetapi fintechnya itu apa? Kenapa bisa terjadi ilegal? Dan kenapa fintech itu menjadi penting? Nah, di situ harus ada jurnalis spesialis di bidang keuangan atau di bidang financial dan seterusnya," ucap Mohammad Nuh.

"Oleh karena itu kita butuh wartawan spesialis, yang punya pengetahuan spesifik. Enggak mungkin berubah dengan pengetahuan generalis saja. Pasti perubahan dimulai dari yang spesifik," sambungnya.

Supaya lahir wartawan yang berkualitas di satu bidang spesialis, Dewan Pers pun turut mendukungnya dengan memulai Program Wartawan Spesialis di acara perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2020 kali ini.

"Tahun ini pun kita mulai sosialisasikan. Karena ini emergency. Kita enggak ingin berita yang disajikan sifatnya hanya deskriptif," ucap Mohammad Nuh seraya berharap.

"Tapi kita ingin sulitnya, yakni mencerdaskan. Mencerdaskan kehidupan bangsa," tutup mantan Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) ini. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA