Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Henri Subiakto: Deklarasi JMSI Cara Menyikapi Tantangan Besar Yang Dihadapi Insan Pers

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Minggu, 09 Februari 2020, 00:19 WIB
Henri Subiakto: Deklarasi JMSI Cara Menyikapi Tantangan Besar Yang Dihadapi Insan Pers
Deklarasi JMSI/Istimewa
rmol news logo Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengapresiasi pendirian Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) yang dilakukan di sela pelaksanaan Hari Pers Nasional (HPN) 2020 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Deklarasi organisasi perusahaan pers itu dinilai sebagai sebuah cara yang pantas untuk menyikapi tantangan besar yang sedang dihadapi masyarakat pers khususnya dan bangsa Indonesia secara umum.

Demikian disampaikan staf ahli Menteri Kominfo, Profesor Dr Henri Subiakto, saat memberikan sambutannya dalam deklarasi yang diselenggarakan di Ruang Mendawai Hotel Aria Barito, Banjarmasin, Sabtu (8/2).

Deklarasi dihadiri sejumlah tokoh pers nasional seperti Ilham Bintang, Sasongkotedjo, Rosiana Silalahi, dan CEO RMOL Network Teguh Santosa. Serta tokoh pers daerah seperti Dheni Kurnia, Mursyid Sonsang, Syahrial Aziz, dan Mahmud Marhaba. Plus Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina.

Henri Subiakto mengatakan, pada praktiknya media massa berbasis internet tidak bersaing dengan sesama mereka. Melainkan bersaing dengan penyedia konten individual yang mendapatkan keuntungan dengan menyediakan isi yang beragam dan menarik minat masyarakat.

“Tidak selamanya media dalam bentuk perusahaan seperti yang Bapak-bapak kerjakan,” ujar Henri Subiakto.

Dia kemudian menyebut sejumlah nama pesohor di dunia maya seperti Atta Halilintar, Awkarin yang punya nama asli Karin Novilda, juga Ria Ricis yang punya nama asli Ria Yunita.

Harian Inggris, The Sun, baru-baru ini melaporkan Atta Halilintar mendapatkan keuntungan setara Rp 22 miliar setiap bulan. Sementara Awkarin yang memilih berhenti dari Fakultas Kedokteran UI mendapatkan keuntungan sekitar Rp 300 juta sampai Rp 500 juta per bulan.

“Mereka tidak perlu wartawan lagi. Mereka tidak merasa harus menjadi bagian dari organisasi wartawan atau organisasi perusahaan media,” ujar Henri Subiakto.

“Everybody can be a journalist. Itulah sebabnya muncul persoalan seperti hoax, atau banyak information disorder, istilah yang disampaikan Pak Presiden tadi,” sambungnya.

Selain untuk menghadapi tantangan dari dalam negeri, JMSI juga dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dari luar negeri seperti Google, Youtube, Facebook, dan Instagram. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA