Walhasil, acara yang dihelat di tempat tinggal Dubes Iran di Jalan Madiun, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa malam (11/2) itu dipenuhi decak kagum dan tawa.
Peringatan Hari Nasional Iran yang menandakan kemenangan Revolusi Islam di Iran pada 1979 serta dimulainya era Republik Islam Iran itu dihadiri oleh sejumlah pejabat negara, seperti Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Wakil Ketua DPR RI Arsul Sani dan Azis Syamsuddin, Utusan Khusus Presiden Alwi Shihab, serta mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Putri Bung Karno, Rachmawati Soekarnoputri, juga hadir di antara tamu undangan, bersama puluhan dutabesar negara sahabat Iran.
Tidak hanya membacakan pantun, beberapa bagian sambutan Dubes Azad juga disampaikan dalam bahasa Indonesia yang baik.
“Ada bunga mawar, ada bunga melati/Menebarkan aroma wangi di depan pintu/Silahkan terima salam pembuka dari kami/Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,†Dubes Azad mengucapkan pantun pertamanya dengan fasih dalam bahasa Indonesia.
Selesai membacakan pantun itu, Dubes Azad mengatakan, Hari Nasional Iran tahun ini diselenggarakan bersamaan dengan 70 tahun hubungan Indonesia dan Iran yang dimulai sejak 1950.
Namun begitu, hubungan kedua bangsa, sambungnya, berlangsung sejak ratusan tahun lalu dan memiliki akar yang kuat pada budaya kedua bangsa.
Dia lantas membacakan satu pantun lagi, kali ini tentang persahabatan.
“Masukin bola harus ke gawang/Tapi siapa ya, yang mampu menggolkannya/Persahabatan tidak bias dibeli dengan uang/Karena persahabatan tak ternilai harganya,†ujarnya.
Dia juga mengatakan hubungan baik Indonesia dan Iran didasarkan pada sikap saling menghormati dan kerjasama pada level nasional, regional dan global.
“Republik Islam Iran dan Republik Indonesia adalah dua negara yang penting pada dua kawasan strategis dunia dimana keduanya memiliki potensi politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan yang luar biasa yang bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan satu sama lain,†sambungnya.
Hubungan baik itu dapat dilihat dari saling kunjungan pejabat-pejabat kedua negara. Misalnya, kunjungan Presiden Indonesia Joko Widodo ke Iran pada tahun 2016 yang merupakan balasan dari kunjungan Presiden Iran, Dr. Hasan Rohani, pada tahun 2015.
Di bidang ekonomi, sambungnya, dari 12 putaran pertemuan Komisi Bersama di Bidang Perekonomian, kedua negara mampu mencatatkan volume perdagangan sebesar 1 miliar dolar AS.
Pantun ketiga yang disampaikannya berbunyi:
“Papan lama terpecah belah/Anak menangis meminta bola/Jangan menyerah jangan kalah/Semangat kita selalu menyala.â€
Adapun pantun terakhir yang dibacakannya adalah:
“Negeri in namanya Indonesia/Pulau berjajar menyambung lautan/Cukup sekian pidato saya/Kalau berlebihan, mohon dimaafkan.â€
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: