Hal itu disampaikan oleh pejabat UE dalam pertemuan ASEAN-Uni Eropa Senior Official Meeting yang diadakan di Brussel, Belgia, Secara khusus, pertemuan membahas langkah-langkah bersama dalam penanganan pandemik virus corona (n-Cov 2019).
Namun, agenda politik-keamanan juga menjadi pembahasan dalam pertemuan yang berlangsung selama dua hari, 10-11 Februari 2020, termasuk keterlibatan perempuan dalam menangani konflik di tingkat kawasan.
ASEAN telah membentuk ASEAN Women for Peace Registry (AWPR) yang menjadi wadah bagi para pakar dari kalangan perempuan untuk mendorong peningkatan peran dan keterlibatan perempuan dalam proses rekonsiliasi dan perdamaian di ASEAN.
Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri, Jose Tavares, yang memimpin delegasi Indonesia menggarisbawahi besarnya tantangan keamanan saat ini, khususnya mengenai radikalisme dan penanganan foreign terrorist fighters (FTF).
“Saat ini, dunia tengah dihadapi beragam tantangan keamanan non-tradisional. Ancaman yang hadir di satu kawasan pasti akan menimbulkan ancaman di kawasan lain apabila tidak ditangani dengan baik,†terang Jose, mengutip keterangan resmi Kementerian Luar Negeri dalam rilisnya, Rabu (12/2).
Uni Eropa merupakan mitra ASEAN sejak 1977. Kedua pihak telah mengembangkan berbagai kerja sama di bidang politik keamanan, ekonomi, dan sosial budaya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: