Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kenduri Kebangsaan, Momentum Rekonsiliasi Dan Bangkitnya Bisnis Rakyat Aceh

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Senin, 17 Februari 2020, 12:13 WIB
Kenduri Kebangsaan, Momentum Rekonsiliasi Dan Bangkitnya Bisnis Rakyat Aceh
Presiden Aceh Business Club, Sabri Aly
rmol news logo Kenduri Kebangsaan yang bakal digelar di Bireun, Aceh, pada 22 Februari mendatang mendapat dukungan penuh dari Aceh Business Club (ABC). Rencananya, Kenduri Kebangsaan ini akan dihadiri Presiden Joko Widodo dan 11 menteri Kabinet Indonesia Maju.

“Kami sangat mengapresiasi, menyampaikan penghargaan tinggi dan berterimakasih kepada Yayasan Sukma, Forum Bersama (Forbes) DPR DPD RI dan Pemerintah Aceh atas diadakan kenduri besar ini. Ini bentuk diplomasi Aceh pasca-Pilpres,” kata Presiden Aceh Business Club, Sabri Aly kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin siang (17/2).

Dalam acara Kenduri Kebangsaan nanti, setidaknya ada 10 ekor sapi yang akan dipotong dan dihidangkan dengan menu "Kuah Beulangong". Menurut Sabri, ini adalah cara memuliakan tamu penting.

Sekaligus jadi sarana untuk rekonsiliasi pasca-Pilpres, di mana masyarakat sempat terbelah menjadi dua, kini bisa disatukan kembali.

“Bersatu kembali itu penting, karena tanpa persatuan, kita sulit membangun, bekerja sama, dan berkiprah bersama,” kata Sabri.  

Sabri juga menyampaikan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang dipastikan akan hadir pada kenduri raya ini. Menurutnya, hal ini harus menjadi momentum untuk rekonsiliasi bagi rakyat Aceh dan menjadi momentum untuk bangkitnya bisnis Aceh di masa depan.

“Presiden, 11 menteri dan sejumlah pengusaha besar akan datang ke Bireun. Harus jadi momentum bagi para pebisnis untuk membuka link, baik bisnis agroindustri, peternakan, pariwisata, perdagangan, pertambangan maupun pendidikan,” harapnya.

“Kawan-kawan pengusaha, harus mengambil manfaat dari para menteri yang hadir seperti Menkopolhukam, Mendagri, Menteri BUMN, Menteri PUPR, Menteri KLHK, Menkominfo, Menteri Pertanian, Menteri Agama, Menteri Agraria Tata Ruang (ATR), dan Menteri Pariwisata. Saatnya kita bicara bisnis, jangan terlalu larut dalam politik. Pengusaha harus berada di depan untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan di Aceh,” imbuhnya.

Menurut Sabri, Pemerintah Aceh bersama Kadin Aceh juga harus benar-benar dapat mengambil syafaat dari peristiwa langka, yang baru pertama terjadi sepanjang sejarah republik.

“Pak Gubernur, kalau ada proyek terbengkalai sampaikan, kalau ada anggaran yang kurang, sampaikan. Kadin ayo kita bergandengan tangan untuk Aceh lebih sejahtera. Ini saatnya kita bangkit,” ajaknya.

Aceh, menurut Presiden Aceh Business Club, sangat mungkin keluar dari kemiskinan absolut kalau semua pihak kompak dan mau bekerja sama.

“Ayo berhenti ribut di medsos, untuk urusan-urusan sepele yang nggak penting. Ada yang lebih penting, kita keluar dari kemiskinan yang lama,” lanjut Sabri.

“Aceh Business Club berterimakasih atas inisiatif dan gagasan besar Pak Surya Paloh, Pak Taufiqulhadi, Pak Nasir Djamil, dan semua yang menyumbang pikiran untuk Aceh ini. Ini momentum sangat bagus. Aceh Business Club mendukung baik acaranya maupun follow up setelah hajatan besar ini nanti,” tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA