Saat itu ia beralasan, ketidakhadiran Presiden yang kerab kali disapa Jokowi itu disarankan olehnya, karena takut ada kejadian yang sama seperti Presiden ke 4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Kejadian itu, disebutkan Pramono Anung adalah Gus Dur yang lengser dari jabatannya setelah mendatangi Kediri.
Pengamat politik dari Universitas Syarif Hidayatullah UIN Jakarta, Ray Rangkuti, berpendapat bahwa hal itu tidak patut untuk disampaikan.
Pasalnya, hal itu membuat masyarakat terlalu percaya kepada hal-hal yang bersifat mistik, bukan malah
scientific atau keilmuan.
"Kita sangat menyesalkan untuk unsur mistik dibawa di dalam pengelolaan bangsa dan negara ya. Yang diajarkan kepada masyarakat ini adalah bukan keyakinan
scientific gitu loh, tapi keyakinan mistik!," katanya saat dihubungi
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (17/2).
Meski secara budaya dan tradisi masyarakat Kediri, fenomena itu menjadi cerita yang melegenda, akan tetapi Ray Rangkuti menuntut pemerintah untuk bisa memberikan penjelasan yang berdasarkan keilmuan.
"Itu betul-betul tidak mendidik dan tidak sangat scientif lah. Meskipun secara personal orang-orabg bisa percaya itu. Tapi tidak boleh itu dijadikan keyakinan umum, diajarkan menjadi keyakinan umum," ungkap Direktur Eksekutif Lingkar Madani ini.
"Yang diajarkan ke orang itu keyakinan
scientific. Kan kita mewajibkan orang sekolah," Ray Rangkuti menambahkan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: