Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pengamat: Pernyataan Pramono Larang Jokowi Ke Kediri Cenderung Rasis Budaya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Senin, 17 Februari 2020, 22:32 WIB
Pengamat: Pernyataan Pramono Larang Jokowi Ke Kediri Cenderung Rasis Budaya
Sekretaris Kabinet, Pramono Anung/Net
rmol news logo Secara kultural, selalu ada hal klenik dalam praktik politik di Indonesia.

Begitu disampaikan pengamat politik dari Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah dalam menagggapi pernyataan Sekretaris Kabinet, Pramono Anung yang melarang Presiden Jokowi ke Kediri karena takut lengser.

Namun demikian, kultur klenik tersebut tak serta-merta menjadi dasar utama Sekretaris Kabinet melarang agenda kunjungan seorang presiden.

“Tetapi kondisi itu tidak bijak jika dijadikan rujukan utama, terlebih proses politik kita sudah by system, tidak bisa hanya sebab datang ke Kediri lalu menyebabkan Presiden lengser, pikiran semacam itu seharusnya tidak keluar dari pejabat publik,” ucap Dedi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (17/2).

Sebaliknya, pernyataan Pramono tersebut justru bisa berpotensi menjadi masalah baru lantaran melarang seorang kepala negara yang sudah sejatinya mengunjungi daerah pemerintahannya.

“Pramono punya potensi rasis budaya, di mana masyarakat Kediri ia anggap ancaman dalam perspektif mistis. Padahal pejabat publik seharusnya tidak demikian,” ujarnya.

Oleh karenanya, pihaknya menyanagkan narasi yang dibangun pembantu presiden yang seakan-akan lebih percaya pada hal-hal yang berbau mistis.

“Sangat disayangkan pernyataan itu. Andai benar presiden lengser setelah berkunjung ke satu daerah, satu-satunya alasan tentu karena presiden tidak lagi diharapkan publik, bukan hal mistis,” tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA