Karena, hasil riset tersebut secara tegas menyerang Partai Nasdem yang disebutkan sebagai partai paling oligarkis, lantaran 33,90 persen anggota DPR fraksi Nasdem terpapar dinasti politik.
Politikus Nasdem, Akbar Faizal, yang memimpin lembaga kajian politik tersebut pun disebut-sebut memiliki motif tertentu. Dia dianggap telah "menyerang" Nasdem, meskipun dengan pendekatan ilmiah melalui riset.
"Jika dia menyerang itu bentuk kekecewaan yang mendalam ke Nasdem. Karena dia tidak terpilih lagi menjadi anggota DPR dari Nasdem. Sebabnya bisa saja dia kalah oleh kekuatan dinasti politik di Dapilnya," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, kepada K
antor Berita Politik RMOL, sesaat lalu di Jakarta, Selasa (18/2).
Menurut Ujang Komarudin, Akbar Faizal yang saat ini menjadi Direktur Eksekutif Nagara Institute gagal melenggang ke Senayan. Maka tidak heran jika muncul asumsi demikian.
"Kecewa karena Nasdem mencalonkan orang lain yang dianggap dinasti politik dan menang. Sedangkan Akbar Faizal kalah. Itu soal kekecewaan saja," tutup pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: