Pemodal itu, kata pria yang karib disapa Bamsoet itu, bergerak pada partai politik yang ingin memilih ketua umum baru. Baik itu melalui musyawarah nasional (Munas), kongres atau muktamar.
Dalam manuvernya itu, kata Bamsoet, seorang konglomerat menawarkan dana Rp. 1 triliun kepada calon ketua umum supaya dia bisa memberi pengaruh pada partai tersebut.
Soal pengakuan Bamsoet tersebut, Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno menyebutkan bahwa pertanyaan utama yang harus dijawab adalah apa agenda konglomerat merapat ke parpol.
"Perlu ditracking (ditelusuri) ditail apa agenda konglomerat merapat ke parpol," kata Adi kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (19/2).
Adi menilai kalau agenda konglomerat itu hanya sebatas merawat persahabatan dan relasi. Maka, hal tersebut tidak perlu dipersoalkan.
"Yang jadi masalah jika konglomerat memaksakan agenda ekonomi politiknya melalui partai. Itu yang perlu diantisipasi," tegasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: