Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, menilai usulan BPIP yang sesuai arahan presiden itu mesti dipikirkan ulang, agar substansi Pancasila tidak terkesan mainan. Mengingat platform TikTok merupakan aplikasi untuk hiburan.
"Nah di situlah perlu diisi nilai-nilai edukasi. Jangan sampai kehilangan ruh dan wibawa dalam menjaga nilai-nilai Pancasila," kata Ujang Komarudin, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (19/2).
Toh, Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini cukup menyambut baik itikad baik dari BPIP untuk mensosialisasikan ideologi Pancasila yang berusaha menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.
Namun, Pancasila sebagai asas bernegara tidak bisa hanya dikesankan untuk sekadar hiburan.
"Jika substansinya hanya menghibur ya nggak bagus. Pancasila merupakan ideologi, jadi harus bisa masuk ke media apa pun. Termasuk TikTok. Tadi catatannya, TikTok harus diisi dengan konten Pancasila yang berkualitas," demikian Ujang Komarudin.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: