Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Prabowo Calon Terkuat Pilpes 2024, Djarot: Dua Kali Nyapres Wajarlah Kalau Saat Ini Paling Unggul

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 24 Februari 2020, 11:07 WIB
Prabowo Calon Terkuat Pilpes 2024, Djarot: Dua Kali Nyapres Wajarlah Kalau Saat Ini Paling Unggul
Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat/Net
rmol news logo Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menempati elektabilitas paling tinggi untuk Pilpres 2024 menurut hasil survei Indo Barometer yang dirilis di Century Park Hotel, Jakarta, Minggu (23/2).

Dalam survei tersebut, ada 22 nama selain Prabowo yang disimulasikan dalam survei sebagai capres.

Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat pun merespon hal itu. Ia tidak merasa heran jika popularitas Prabowo sangat tinggi. Dengan dua kali pencalonan sebagai capres sebelumnya, membuat Prabowo paling dikenal masyarakat saat ini.

"Ya bagus aja, ya toh orang baru awal, 2024 kan masih jauh. Otomatislah Pak Prabowo yang udah dikenal, kan beliau dua kali capres. Jadi saya pikir masuk akal kalau saat ini beliau yang paling unggul. Tapi ingat, 2024 itu masih lama, masih panjang," katanya kepada media,  Minggu (23/2).

Karena waktu yang masih panjang itulah,  Djarot menilai dalam masa  empat tahun mendatang daftar kandidat terkuat akan mengalami perubahan. Akan bermumculan kandidat-kandidt lain yang mungkin tidak terduga seiring dengan dinamika politik.

Ia sendiri malah mempertanyakan respon Menteri Pertahanan tersebut terkait isu yang mengakatakan Prabowo bakal jadi kandidat terkuat mengikuti Pilpres 2024.

"Pertanyaan saya apakah Pak Prabowo mau lagi maju? Gitu aja," kata Djarot.

Djarot juga menyoroti beberapa nama yang mencuat dan diunggulkan, seperti nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswdan,  dan Wali kota Surabaya Tri Rismaharini dalam daftar kandidat. Ketiganya termasuk paling populer. 

Namun, lagi-lagi, Djarot beranggapan, masih terlalu dini jika sudah meributkan kadidat.

"Itu kan masih sangat panjang, kalau menurut saya sih terlalu dini surveinya. Ya sah-sah saja tapi terlalu dini. Sehingga tidak perlu terlampau serius untuk dianalisis, sangat dini, terlalu dini dinamikanya masih sangat panjang gitu ya," pungkas Djarot. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA