Namun dalam pernyataan yang disampaikan melalui sebuah rekaman video yang beredar, Amien mengatakan sejak awal kongres sudah dimulai dengan kerusakan.
Bahkan ia menyebut partainya telah menyuguhkan demokrasi jadi-jadian.
"Bukan Amien Rais namanya jika enggak bisa buat pernyataan politik bombastis," kata pengamat politik Igor Dirgantara kepada
Kantor Berita Politik RMOL dalam merespons pernyataan Amien, Kamis (27/2).
Pernyataan Amien tersebut pun disayangkan. Sebab menurut Igor, Amien Rais akan selalu dihormati kader hingga elite PAN, siapapun ketua umumnya.
Seharusnya, lanjut Igor, pasca Kongres PAN di Kendari menjadi momen untuk bersatu membangun soliditas guna menghadapi Pilkada 2020 yang sudah di depan mata dan perhelatan Pemilu 2024 nanti.
"Mengkritik PAN yang dia (Amien Rais) dirikan di masa awal reformasi, itu sama saja mengkritik dirinya sendiri dan kebijakannya di PAN," kritiknya.
Sebagai tokoh yang sangat berpengaruh di PAN, peran Amien Rais masih dibutuhkan sebagai simbol persatuan. Namun sayang, hal itu justru tak diperlihatkan dalam kemunculan perdana mantan Ketua MPR RI itu pasca kongres.
"Saat ini lebih pas jika Amien Rais melakukan opsi merangkul, bukan memukul. Karena pemerintah lewat Kemenkumham diprediksi akan tetap mengesahkan hasil Kongres PAN kemarin," tandas Director Survey and Polling Indonesia (SPIN) tersebut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: