Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kunci Agar Indonesia Tidak Rapuh Dan Bisa Berdikari

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Selasa, 03 Maret 2020, 13:23 WIB
Kunci Agar Indonesia Tidak Rapuh Dan Bisa Berdikari
Azmi Syahputra/Net
rmol news logo Penyelenggara negara yang tidak konsekuen dalam mempraktikkan ideologi bangsa selama berpuluh-puluh tahun kini mulai terasa dampaknya. Salah satunya perilaku warga negara yang cenderung membuat Indonesia sebagai negara besar menjadi rapuh, mudah diintervensi dan tidak mampu berdiri di kaki sendiri.

Begitu kata Ketua Asosiasi Ilmuwan Praktisi Hukum Indonesia (Alpha), Azmi Syahputra saat berbincang dengan redaksi, Selasa (3/3).

“Ini semua akibat tongkat estafet penyelenggaraan negara pasca Presiden Soekarno kehilangan arah atas ideologi negara,” tegasnya.

Hal itu kemudian berdampak pada mental dan cara pandang kebanyakan warga akibat penyelengara negara yang lari dari Trisakti. Rakyat jadi menjadi tidak lagi bernilai kekuataan Trisakti yang syarat dengan nilai Pancasila.

Trisakti, urainya, mengandung tiga poin utama, yaitu berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan  berkepribadian di bidang  kebudayaan. Kini ketiga kalimat sakti tersebut tidak ampuh lagi dan berasa hambar, padahal konsep Trisakti yang membuat bangsa ini berdiri di atas kaki sendiri (Berdikari).

“Tidak tergantung orang lain adalah kalimat sakti yang fundamental sebagai prinsip mewujudkan tujuan negara yang demokratis sejahtera dan berkeadilan sosial,” ujarnya.

Atas alasan itu, Azmi Syahputra memberi kunci jawaban dari keresahan tersebut. Kunci itu adalah dengan terus berkarya, berinovasi, membatasi impor, dan bangga dengan produk bangsa sendiri.

“Tidak hanya itu, semua dan setiap individu Indonesia harus bermental ketuhanan yang maha esa, rasa kemanusiaan yang berpersatuan, pemimpin yang berkhidmat serta keadilaan sosial  sehingga apapun fenomena yang akan terjadi pasti akan mudah dihadapi,” tegasnya.

Penyelenggara negara harus memiliki komitmen nasionalisme, konsistensi dalam implementasinya, dan kejernihan hati. Dengan begitu, mereka jadi contoh teladan  kepemimpinan guna penerapan Trisakti agar lebih maksimal hasilnya dalam pelaksanaan berbangsa dan bernegara.

“Inilah salah satu solusi, kembali pada kunci pertahanan ideologi Indonesia, rumah trisakti, dan nilai-nilai Pancasila yang selama ini diabaikan,” pungkas dosen Fakultas Hukum UBK tersebut. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA