Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jokowi Tidak Cermat Pilih Terawan, Sosok Yang Sempat Dipecat IDI

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Minggu, 08 Maret 2020, 09:58 WIB
Jokowi Tidak Cermat Pilih Terawan, Sosok Yang Sempat Dipecat IDI
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto/Net
rmol news logo Sebanyak 4 kasus positif virus corona baru atau Covid-19 diumumkan pemerintah dalam sepekan ini. Pengumuman cukup mengejutkan lantaran pekan sebelumnya pemerintah dengan gagah memastikan Indonesia zero corona.

Pemerintah dinilai kurang maksimal dalam mengantisipasi virus mematikan asal Wuhan, China itu masuk. Tidak langkah-langkah yang memberi kenyamanan dan perlindungan pada rakyat atas sebaran corona.

Pengamat politik dari Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai pangkal dari penanganan yang lambat ini adalah langkah Presiden Joko Widodo di awal periode kedua.

Dalam hal ini, Jokowi mengambil risiko mempercayakan orang bermasalah menempati jabatan sebagai Menteri Kesehatan. Menkes Terawan Agus Putranto, sambungnya, merupakan sosok yang penuh polemik.

Di tahun 2018 lalu, lanjut Dedi, mantan kepala RSPAD Gatot Subroto itu sempat dipecat sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Hal ini terkait dengan metode cuci otak dalam menangani stroke yang kontroversial.

"Sejak awal memilih Terawan sudah penuh polemik. Disharmoni dengan para dokter,” terangnya kepada kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (8/3).

Buntutnya, dalam menghadapi kasus corona, Terawan seperti bekerja sendiri dan tidak melibatkan pihak-pihak yang relevan. Hasilnya, Terawan lambat dalam mengantisipasi corona dan kini sibuk meremehkan kehadiran virus yang telah mematikan ribuan orang tersebut.

“Soal wabah virus corona, Terawan seolah meremehkan dan memang lamban," sambung Dedi.

Atas alasan itu, Dedi mendesak agar Menkes Terawan segera dievaluasi dan dicopot sebagai menteri. Menkes pengganti harus orang yang mampu melakukan harmonisasi dengan pihak relevan di bidang kesehatan dan bekerja cepat.

“Jadi ini tanda tidak cermatnya presiden memilih menteri. Menkes baru harus segera dievaluasi dan dicarikan pengganti yang lebih cekatan dan mampu melakukan harmonisasi dengan pihak relevan di bidang kesehatan,” tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA