Bahkan, dicalonkannya Ahok pada posisi strategis tersebut dinilai semakin menunjukkan adanya upaya mengistimewakan Ahok oleh Presiden Jokowi.
"Ada semacam memaksa kehendak presiden menempatkan BTP, terlihat benar ada upaya mengistimewakan BTP, sehingga ia ditempatkan pada posisi strategis dan vital," ucap Pengamat politik dari Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (9/3).
Seharusnya kata Dedi, Presiden Jokowi memilih tokoh yang memiliki kapasitas tanpa adanya kontroversi di tengah-tengah masyarakat seperti sosok Ahok.
"Ini bisa memicu penolakan, badan otoritas IKN, terlebih ini megaproyek, sebaiknya dipimpin tokoh dengan kapasitas sekaligus tidak kontroversial, agar proses pembangunan tidak alami kendala berupa kegaduhan publik," jelas Dedi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: