Peneliti senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata menilai pemerintah kembali menunjukkan kekurangpedulian pada rakyat. Hal ini lantaran masker tetap diekspor dengan jumlah tinggi meski masyarakat membutuhkan.
"Dalam situasi chaostic soal Covid-19, langkah ekspor atau penimbunan untuk mengeruk keuntungan dari penjualan masker dan produk turunannya menunjukan bahwa pemerintah kurang
aware soal kesehatan masyarakat," ucap Dian Permata kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (18/3).
Lulusan Magister Universitas Sains Malaysia ini mengatakan bahwa, keselamatan dan kesehatan masyarakat Indonesia merupakan hal yang paling penting di atas urusan politik dan ekonomi.
"Jika pemerintah abai maka akibatnya bisa ditebak, masyarakat distrust dengan langkah apapun yang diambil pemerintah," tegas Dian.
Dengan demikian, pemerintahan Presiden Jokowi, kata Dian, harus bertindak yang lebih nyata untuk mengatasi kelangkaan alat pelindung diri masyarakat dari virus corona.
"Untuk menebusnya ada baiknya pemerintah menggerakkan militer, Polri, Satpol PP, organisasi mirip-mirip semi paramiliter seperti Menwa, Pramuka, Kokam dan lainnya, dilatih untuk memproduksi massal masker dan hand sanitizer," kata Dian.
Tak hanya itu, mereka semua juga harus digerakkan untuk melakukan penyemprotan disinfektan secara massal ke lokasi publik seperti sekolah, rumah ibadah, stasiun, dan tempat keramaian lainnya.
"Dengan begitu, masyarakat akan merasakan bahwa pemerintah hadir dalam menangani Covid-19," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: