Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

49 TKA China Lolos Di Bandara Haluoleo, Pengamat: Copot Menterinya!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Rabu, 18 Maret 2020, 11:21 WIB
49 TKA China Lolos Di Bandara Haluoleo, Pengamat: Copot Menterinya<i>!</i>
Sejumlah menteri harus bertanggung jawab terkait masuknya 49 TKA China di Kendari/Repro
rmol news logo Presiden Joko Widodo (Jokowi) seharusnya langsung mencopot menteri terkait yang telah lalai dengan membiarkan 49 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China masuk melalui Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Minggu lalu (15/3).
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Karena, hal tersebut pernah dilakukan oleh Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, yang tegas mencopot pejabat terkait karena dianggap lengah memasukkan wisatawan asing dari China, tempat asal mula virus corona.

Demikian disampaikan pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta, Rabu (18/3).

"Harusnya dicopot (menteri terkait). TKA masuk Indonesia harus melalui prosedur yang baku dan menggunakan standar internasional. Jika ada suatu kesalahan, maka para pejabatnya harus bertanggung jawab," tegas Ujang Komarudin.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini menilai, bentuk tanggung jawab pejabat selevel menteri hingga jajarannya yang lalai dalam situasi seperti saat ini sangat dibutuhkan. Karena itu, ketegasan seorang Presiden Jokowi dipertaruhkan untuk melindungi warganya.

"Siapa pun dia. Termasuk menterinya. Harusnya dicopot," kata Ujang Komarudin.

Jika mengacu kewenangan dalam urusan imigrasi, ketenagakerjaan, hingga investasi dalam negeri dan kesehatan warga negara, maka Menkes, Menkunham, Menaker, dan Menko Maritim dan Investasi merupakan pihak-pihak yang harus bertanggung jawab.

Lebih jauh, Ujang Komarudin justru pesimistis dengan sikap pemerintah terhadap 49 TKA asal China yang masuk melalui Bandara Haluoleo Kendari.

"Tapi di Indonesia tak mungkin dicopot. Paling hanya ditegur," tukasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA