Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Desak TKA China Dikarantina Ulang, Nabil Haroen: Bukan Rasis, Tapi Ini Sesuai Regulasi WHO

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Rabu, 18 Maret 2020, 13:59 WIB
Desak TKA China Dikarantina Ulang, Nabil Haroen: Bukan Rasis, Tapi Ini Sesuai Regulasi WHO
Anggota Komisi IX DPR RI, M Nabil Haroen/Net
rmol news logo Kedatangan rombongan tenaga kerja asing (TKA) asal Cina di Kendari membuat panik masyarakat. Pasalnya, hal ini terjadi saat masyarakat dilanda kecemasan soal wabah virus corona.
 
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, M. Nabil Haroen, menyampaikan 49 TKA China itu datang dari Hainan dan telah melewati masa karantina di Thailand. Namun demikian, mereka tetap harus menjalani karantina serupa saat tiba di Indonesia.

“Perlu ada karantina terhadap 49 pekerja asal China, untuk alasan kesehatan. Di tengah merebaknya penyebaran virus corona (Covid-19), tentu tindakan ketat untuk memeriksa pekerja asing yang masuk ke Indonesia menjadi penting. Terlebih mereka berasal dari China, lokasi bermulanya penyebaran virus Corona, tentu sangat wajar jika perlu ada karantina setiba di Indonesia," ujar Nabil melalui keterangannya, Rabu (18/3).

"Bukan kita rasis, tapi ini prosedur internasional yang mengacu kepada regulasi WHO,” tegas Nabil.

Pihaknya mendesak pemerintah untuk melakukan proses karantina kembali kepada rombongan TKA China tersebut. Meskipun, dari dokumen yang ditunjukkan, mereka telah menjalani karantina selama 14 hari di Thailand.

Berdasarkan data Imigrasi kelas II Kendari, TKA China ini sampai pada 15 Maret 2020. Mereka tiba di Bandara Haluoleo dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia dengan kode penerbangan GA-696.

Sementara data dari Kantor Kemenkumham Sulawesi Tenggara menyatakan, para pekerja asing ini sempat mampir di Thailand pada 29 Februari, lalu berangkat ke Jakarta pada 15 Maret 2020 lalu.

Dalam kurun waktu tersebut, mereka dikarantina di Thailand. Terbukti dengan dokumen yang diverifikasi oleh Pewakilan RI di Bangkok Thailand pada 15 Maret 2020.

Namun demikian, pemerintah tetap harus memverifikasi dokumen kerja 49 TKA China tersebut dan memeriksa dokumen mereka secara detail.

“Saya percaya proses pemeriksaan sudah sesuai, tapi perlu ada verifikasi ulang di tengah perhatian publik terhadap persebaran virus corona. Jangan sampai, ini melonggarkan proses verifikasi data untuk dokumen-dokumen ketenagakerjaan,” tegasnya.

Nabil juga mengimbau warga Kendari tidak panik dan khawatir dengan keberadaan 49 TKA asal China, lantaran sudah ditangani oleh pemerintah.

“Saya berharap warga Kendari dan sekitarnya untuk tetap fokus dan tidak perlu khawatir berlebihan. Kami akan mendorong pemerintah dan instansi terkait untuk memeriksa kesehatan, dan bila perlu langkah selanjutnya karantina, sesuai dengan prosedur yang berlaku,” ucapnya.

“Dan, mari sama-sama menjaga ketahanan tubuh kita seraya menjaga jarak, hindari keramaian, dan sebisa mungkin mengurangi aktifitas di luar rumah jika dirasa tidak penting. Mari sama-sama bekerja keras dan berdoa agar problem virus corona ini bisa tertangani, dan kita semua diberikan kesehatan,” tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA