Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Rupiah Makin Terpuruk, Ekonom: Kebijakan Ekonomi Tak Perlu Basa Basi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-alfian-1'>AHMAD ALFIAN</a>
LAPORAN: AHMAD ALFIAN
  • Jumat, 20 Maret 2020, 10:58 WIB
Rupiah Makin Terpuruk, Ekonom: Kebijakan Ekonomi Tak Perlu Basa Basi
Bhima Yudhistira Adhinegara/Net
rmol news logo Di tengah penyebaran virus Corona yang belum mereda, kesulitan Indonesia makin bertambah dengan penurunan nilai tukar rupiah. Pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS yang menurun dalam tempo cepat menjadi indikator prakrisis ekonomi. Bahkan diperkirakan krisis ekonomi akan lebih parah dibandingkan tahun 2008.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Demikian analisis yang disampaikan pengamat ekonomi dari Institute For Development of Economic and Finance (INDEF),  Bhima Yudhistira Adhinegara.

"Saya tidak mau menutup-nutupi lagi, bahwa amunisi bank sentral untuk meredam pelemahan rupiah makin terbatas. Hal ini bisa terlihat dari rasio cadangan devisa Indonesia yang kecil dibandingkan negara lainnya," jelas Bhima kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (20/3).

Perbandingan cadangan devisa terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia menurut data CEIC per 2019 adalah 10,9 persen dan trennya terus alami penurunan. Sementara Rasio Posisi Cadangan Devisa (cadev) terhadap PDB Malaysia 27,2 persen, Thailand 39,4 persen, dan Filipina 21,7%.

"Artinya, dibandingkan negara lain di ASEAN, Indonesia paling kecil amunisi bank sentral untuk menjaga stabilitas kurs rupiah," terangnya.

Untuk itu, Bhima menyarankan kepada seluruh pengusaha baik pengusaha menengah-besar maupun UMKM untuk bersiap menghadapi situasi yang terburuk.

Pelemahan kurs rupiah dinilai akan berjalan, dan tidak menutup kemungkinan berada di atas Rp 16.500 per dolar AS. Situasi yang belum pernah dialami Indonesia sejak merdeka.

"Dengan krisis ekonomi, perusahaan harus lakukan langkah-langkah penghematan anggaran. Mulai mengurangi ketergantungan pembiayaan valas, serta mengubah strategi ekspansi menjadi lebih berhati-hati," tegas Bhima.

"Jadi kebijakan ekonomi sudah tidak perlu basa-basi," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA