Direktur Eksekutif Center for Social, Political, Economic and Law Studies (Cespels), Ubedilah Badrun mengatakan, kebijakan
lockdown lebih tepat dilakukan Presiden Jokowi dibanding
pyshical distancing. Ini karena lockdown akan memberikan kepastian memutus mata rantai penyebaran virus corona.
“
Lockdown lebih memberi kepastian memutus mata rantai penyebaran virus lebih jelas dan terukur. Sementara kebijakan
social distancing itu bisa membuat ketidakpastian penyebaran virus sampai kapan berakhir," ujarnya kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (25/3).
Ubedilah menguraikan bahwa dalam penerapan
pyshical distancing, arus lalu lintas sosial masih berjalan, sehingga membuat ketidakpastian kapan penyebaran virus corona berakhir.
"Lalu lintas sosial masih boleh dilakukan, orang masih boleh hilir mudik. Pola ini kemungkinanya masih tinggi terjadi penyebaran Covid-19," jelas Ubedilah.
Di bidang ekonomi,
lockdown akan memberi pengaruh pasti. Investor akan yakin Indonesia bisa cepat memutus mata rantai dari sebaran virus corona tersebut.
"Secara ekonomi kebijakan
lockdown lebih memberi kepastian ekonomi karena kepastian memutus mata rantai penyebaran virus lebih jelas dan terukur," ungkapnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.