Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mahfud MD Contoh Italia Soal Lockdown, Pengamat: Mirip Indonesia, Lelet!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Rabu, 25 Maret 2020, 14:51 WIB
Mahfud MD Contoh Italia Soal <i>Lockdown</i>, Pengamat: Mirip Indonesia, Lelet<i>!</i>
Menko Polhukam Mahfud MD/Net
rmol news logo Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD soal menolak untuk melakukan lockdown akibat pandemik virus corona atau Covid-19 dinilai keliru.

Direktur Eksekutif Center for Social Political Economic and Law Studies (Cespels), Ubedilah Badrun mengatakan, pernyataan Mahfud MD yang menyebut bahwa lockdown kurang manusiawi dan tidak efektif merupakan pernyataan yang keliru.

"Pernyataan Mahfud MD itu keliru, saya sedih juga seorang Menko Polhukam bicara keliru seperti ini. lockdown itu justru kebijakan untuk menyelamatkan manusia, jadi sangat manusiawi," ucap Ubedilah Badrun kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (25/3).

Bahkan, kata analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta ini, penolakan untuk lockdown karena mencontoh negara Italia pun juga keliru.

"Logika Mahfud MD ini tidak scientifict. Menggunakan satu contoh untuk generalisasi tolak lockdown. Mengapa Mahfud MD tidak mencontoh China yang melakukan lockdown dan efektif?," kata Ubedilah.

Seharusnya, lanjutnya, Mahfud MD mencontoh lockdown yang dilakukan oleh China yang berhasil dan jumlah positif Covid-19 menurun.

"Sepertinya saya harus memberitahu pak Mahfud dengan data yang benar. Bahwa saat China melakukan lockdown ketika total orang yang meninggal baru 25 orang, angka jumlah orang yang positif terus bertambah tinggi saat itu. Tetapi setelah diberlakukan lockdown, yang terpapar Covid-19 di China mengalami penurunan jumlah orang yang positif corona," jelasnya.

Sedangkan di Italia yang gagal, kata Ubedilah, karena Italia baru memberlakukan lockdown disaat angkat kematian tinggi.

"Perbedaannya dengan Italia? Italia lelet, mirip Indonesia. Pemerintah Italia baru memberlakukan lockdown tanggal 11 Maret saat angka yang meninggal dunia sudah mencapai 827 orang. Sementara China mencapai angka 811 orang yang meninggal setelah dua minggu diberlakukan lockdown," beber Ubedilah.

Dengan demikian, Mahfud MD disarankan Ubedilah untuk melihat data keseluruhan dan jangan hanya melihat secara sempit yakni hanya mencontoh Italia.

"Mahfud MD mesti melihat data itu, jelas perbedaannya antara Italia dan China. Jangan jadikan negara yang lelet sebagai acuan apakah lockdown efektif atau tidak efektif," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA