Dua negara tersebut adalah Amerika Serikat dan Rusia. Kedua negara tersebut mulai menarik warganya untuk keluar dari Indonesia.
Melihat kondisi seperti itu, Direktur Eksekutif Center for Social, Political, Economic and Law Studies (Cespels), Ubedilah Badrun menilai Amerika Serikat dan Rusia telah khawatir lantaran Pemerintah Indonesia tidak mampu menangani Covid-19.
"Itu isyarat 'lampu merah' untuk Indonesia. Amerika Serikat dan Rusia khawatir karena ketidakmampuan Indonesia dalam tangani Covid-19," ucap Ubedilah Badrun kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (26/3).
Kekhawatiran kedua negara tersebut, kata Analis Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), ini berdasarkan lambannya pemerintah untuk melakukan lockdown.
Apalagi, Presiden Joko Widodo malah lebih memiliki
social distancing maupun
physical distancing.
"Langkah Indonesia yang lamban ambil keputusan lockdown, memilih
social distancing atau
physical distancing telah menimbulkan ketidakpastian. Karena kebijakan itu tidak sepenuhnya memutus mata rantai penyebaran Covid-19," jelas Ubedilah.
Tak hanya itu, kata dia, Amerika Serikat merupakan sebab negara besar yang memiliki kepentingan kepada Indonesia. Namun, dengan adanya peringatan tersebut menunjukkan kondisi di Indonesia sangat berbahaya.
"Sebagai negara besar, tentu Amerika Serikat punya kepentingan pada Indonesia, tetapi peringatan untuk warga negaranya agar pulang ke Amerika Serikat itu menunjukan betapa berbahayanya kondisi Indonesia saat ini," terangnya.
Dengan demikian, Ubedilah tak bosan kembali mendesak Presiden Jokowi untuk segera melakukan
lockdown agar meminimalisir penyebaran Covid-19 secara masif.
"Kini kuncinya ada pada Jokowi, korban Covid-19 terus berjatuhan. Silahkan ambil keputusan pahit tapi sebentar atau tetap seperti saat ini tetapi penderitaan akan berkepanjangan," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: