Pasalnya, pernyataan tersebut dianggap diskriminatif dan tidak pantas disampaikan oleh seorang juru bicara pemerintah.
Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai Achmad Yurianto harus meminta maaf kepada masyarakat atas pernyataannya tersebut.
“Apa yang dia sampaikan akan terus ada jejak digitalnya. Menurut saya, dia harus minta maaf dan tidak apa-apa itu sangat wajar, karena mungkin dia kepeleset lidahnya saat menyampaikan itu,†ujar Emrus kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (29/3).
Emrus berpendapat seharusnya orang yang menempati jabatan jurubicara paham ilmu komunikasi atau dari komunikolog. Sehingga, apa yang disampaikannya ke publik tidak salah.
“Saya berpendapat, ini pelajaran bagi negara (pemerintah, rakyat, wilayah, dan kedaulatan) supaya dapat menempatkan
the right man the right place yang tepat,†paparnya.
“Dia itu dokter yang mendalami virolologi, dia menduduki jabatan dirjen, sehingga sangat tidak pas jadi jubir. Kenapa saya katakan seperti itu jubir itu kan profesi yang profesional, yang memahami kajian komunikasi,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.