Dalam pemetaan tersebut, ada sejumlah perusahaan yang perlu dipertahankan dan dikembangkan, dilakukan transformasi, dikonsolidasikan, diproteksi untuk memenuhi pelayanan publik. Termasuk divestasi dengan mitra strategis.
"Dari seluruh BUMN yang kami petakan, saat ini sebanyak 9,1 persen posisinya dipertahankan dan dikembangkan karena memiliki pangsa pasar yang tinggi dan kinerjanya baik," ujar Menteri BUMN, Erick Thohir saat rapat kerja (Raker) dengan Komisi VI DPR RI, melalui telekonferensi, Jumat (3/4).
Kemudian, sebanyak 6,3% BUMN dilakukan transformasi yang sebelumnya memiliki pasar baik kini menurun. Selanjutnya ada 68% yang akan dikonsolidasikan karena berkinerja baik namun pangsa pasarnya rendah.
"Sehingga diharapkan dengan konsolidasi dapat memperkuat
market share," jelasnya.
Kemudian 8,2% BUMN akan diutamakan untuk pelayanan publik karena mengemban tugas dan tanggung jawab PSO, serta 8,2% BUMN akan didivestasi atau dimitrakan.
"Nanti detailnya kalau sudah baik kita persentasikan rekan-rekan," papar Erick Thohir.
Kendati begitu, lanjut Erick, nantinya data dan skenario tersebut bersifat sementara, mengikuti perkembangan wabah Covid-19 dan dampaknya kepada sektor ekonomi.
"Data ini masih dinamis karena kami masih perlu mengevaluasi yang lebih mendalam guna memastikan strategi sesuai dengan kondisi untuk mengantisipasi dampak Covid-19," tegasnya.
"Namun bagaimanapun, BUMN harus lebih efektif dan efisien dalam menjalankan operasional bisnisnya guna menghasilkan laba yang lebih besar, peningkatan deviden, serta memberikan nilai tambah bagi negara," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: