Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dividen BUMN Diprediksi Turun 50 Persen, Partai Demokrat Minta Erick Thohir Tidak Menyerah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Senin, 06 April 2020, 09:55 WIB
Dividen BUMN Diprediksi Turun 50 Persen, Partai Demokrat Minta Erick Thohir Tidak Menyerah
Erick Thohir/Net
rmol news logo Wabah virus corona tidak hanya menelan korban jiwa, namun juga merongrong sendi-sendi ekonomi di seluruh negara termasuk Indonesia.

Di Indonesia sendiri, terjadi pelemahan nilai tukar rupiah, inflasi naik, dan berpotensi menurunnya pertumbuhan ekonomi terhadap pendapatan dan daya beli masyarakat.

Begitu disampaikan anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Demokrat, Herman Khaeron dalam keterangnnya, Senin (6/4).

Selain itu, perusahaan-perusahaan milik BUMN juga terkena imbas negatif dari sentimen wabah Covid-19 ini, meskipun sebelum ada wabah ini kondisi dan performa beberapa BUMN sedang lesu.

Di awal sidang masa periode ini, Menteri BUMN Erick Thohir telah menyampaikan roadmap-nya di Komisi VI DPR, dimana targetnya dapat meningkatkan dividen sebesar 50 persen dari perolehan dividen tahun 2019, namun rapat yang lalu dengan situasi ekonomi global dan nasional seperti saat ini, dividen justru akan turun sebesar 50 persen dari perolehan 2019.

"Berarti hampir seluruh BUMN akan menurun pendapatannya," ujar Herman Khaeron.

Atas situasi ini Kementerian BUMN melakukan pemetaan berdasarkan portofolio BUMN, meski dinamis hasilnya: 9,1 persen dipertahankan dan dikembangkan, 6,3 persen dilakukan transformasi, 68 persen melakukan konsolidasi, 8,2 persen diutamakan untuk pelayanan publik, dan 8,2 persen divestasi dan bermitra.

Artinya, akan ada perampingan BUMN agar lebih efisien dan efektif untuk memghasilkan laba, selain melaksanakan penugasan pemerintah.

Herman Khaeron mencontohkan salah satu perusahaan milik negara bidang pangan, Bulog yang dulu survive dan memperoleh laba dengan melaksanakan penugasan raskin/rastra, setelah berubahnya penugasan terus menurun dan dalam situasi seperti ini menghadapi tekanan utang jangka pendek karena kekurangan kas dan inventory yang menumpuk.

"PLN juga akan terdampak dengan pelemahan nilai tukar rupiah dan subsidi yang naik signifikan, serta BUMN karya yang juga akan menghadapi masalah," tuturnya.

"Memang berat, namun demikian kami tetap optimis dan mendorong agar Menteri BUMN melahirkan strategi dan cara menghadapinya, serta mempersiapkan manajemen resiko dan mitigasi yang tepat agar bisa menjaga kinerka BUMN dan bahkan kedepan meningkatkannya," tandas Herman Khaeron menambahkan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA