Menurutnya, mengapa banyak yang meragukan data kasus Covid-19 di Indonesia, karena bisa saja sebenarnya sebaran wabah virus ini sudah meluas di Tanah Air, namun Pemerintah tidak tranparan dengan data.
“Australia menduga Indonesia melakukan under-reporting atas jumlah pasien terjangkit Covid 19. Apa yang dilaporkan lebih sedikit dari kenyataan. Australia pun menyetop penerbangan Bali-Australia dan melarang warganya berkunjung ke Bali. Pemerintah perlu menjelaskan hal ini kepada publik,†tegas Hafisz dalam rilisnya, Selasa (7/4).
Hafisz menyampaikan statement yang diuraikan seorang profesor dari Universitas Essex, Inggris, yang mengutip Daily Mail, bahwa Pemerintah Indonesia hanya melakukan 2000 test covid dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 270 juta jiwa. Menurut profesor itu, separuh populasi Indonesia akan terinfeksi virus. Dan Indonesia bisa mendapat predikat sebagai negara dengan angka kematian tertinggi di dunia.
Dari statement itu, Hafisz menduga Indonesia bisa menyaingi Iran dan Italia dalam jumlah korban yang terpapar virus Covid-19.
Tidak berhenti di situ, Ketua F-PAN DPR RI ini juga menguraikan hasil kajian Iqbal Ridzi Elyazar dari lembaga Eijkman-Oxford Clinical Research Unit (EOCRU) yang menyebut, sekitar 70.000 warga Indonesia diprediksi akan terinfeksi virus Covid-19.
“Untuk itu, rapid test harus terus dilakukan sampai zero infectant," tegas Hafisz.
"Mengingat pihak luar negeri masih tidak percaya terhadap pertambahan jumlah penderita corona yang stabil di kisaran angka 115 per hari. Sebagai contoh penderita di Malaysia sudah mencapai 3.200 lebih. Tetapi di Indonesia masih sekitaran 1.790. Padahal, penduduk Indonesia 10 kali lipat mereka,†terang Hafisz.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.