Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ditertibkan Polisi, Ibu Pedagang Emperan: Di Luar Kami Mati Corona, Di Rumah Kami Mati Kelaparan Pak!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Minggu, 12 April 2020, 06:25 WIB
Ditertibkan Polisi, Ibu Pedagang Emperan: Di Luar Kami Mati Corona, Di Rumah Kami Mati Kelaparan Pak<i>!</i>
Potongan video Yernis saat ditertibkan/Net
rmol news logo Seorang ibu pedagang emperan di wilayah hukum Polres Kota Tangerang menangis saat dibubarkan petugas gabungan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Berdasarkan video yang beredar di media sosial, terlihat seorang ibu berkerudung berwarna hitam dan berjualan pakaian dalam di pinggir jalan tersebut dihampiri oleh petugas gabungan TNI-Polri dan Satpol PP.

Tujuan petugas gabungan tersebut agar pedagang kaki lima di sana menutup dagangannya di saat pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19), khususnya mencegah berkumpulnya orang.

Seorang anggota Shabara Polres Kota Tangerang terlihat meminta agar pedagang kaki lima untuk menaati aturan dari Presiden Joko Widodo untuk menghindari kerumunan.

Seorang ibu yang mengaku bernama Yernis itu terlihat memelas saat dihampiri petugas.

Ibu Yernis bahkan langsung meluapkan keluh kesahnya, terutama faktor perekonomian keluarga.

Yernis mengaku memiliki empat orang anak yang harus dia nafkahi bersama suaminya, yang juga berdagang di lokasi yang sama.

Yernismenyadari dan menghormati aturan dari pemerintah pusat untuk menghindari kegiatan yang berkerumun yang dapat melanggar aturan physical distancing.

Namun apa boleh buat, Yernis juga dihadapkan pada kenyataan bahwa dia dan suami harus terus berjualan agar dapat memberi makan ke empat anaknya yang masih kecil.

"Kalau bisa kalau boleh ya pak (Polisi), saya mewakili ibu-ibu, kami butuh makan pak, anak kami masih kecil-kecil pak, diluar mati sama corona, di rumah kami mati kelaparan pak, kan sama-sama mati juga pak, apa nggak kasihan sama kami?" rintih Ibu Yernis dalam video berdurasi 2 menit 4 detik yang dilihat pada Minggu (12/4).

Bahkan, Yernis merasa kecewa dengan apa yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, lantaran tak sesuai dengan kenyataan soal penangguhan kredit.

"Cicilan katanya boleh ditangguhkan, tapi tidak ada penangguhan pak. Boleh ditangguhkan tapi dendanya harus dibayar, kami bayar darimana pak? Kami dagang dari kaki lima," tegasnya.

Yernis pun meminta kepada petugas tersebut untuk menyampaikan aspirasinya agar pemerintah memberikan solusi maupun bantuan sembako agar mereka tetap bisa makan di saat usaha jualannya dihentikan.

"Kami juga ngerti buat kita bersama, tapi kalau seperti ini kita sampai nggak makan gimana pak? Kalau ada solusi dari pemerintah tolong kami, bantu kami sembako buat makan pak," rintihnya sambil merapikan dagangannya.

Anggota polisi tersebut pun menyebut akan menyampaikan keluhan para pedagang kaki lima tersebut.

"Jadi ibu tenang saja, nanti keluhan ibu akan saya sampaikan," kata anggota Polres Kota Tangerang itu.

Lagi-lagi, Yernis pun kembali meluapkan kegelisahan nasib perekonomian keluarganya, jika dilarang untuk berjualan seperti hari-hari biasanya. Terutama agar keempat anaknya dapat diberi makan.

Kebingungannya itu lantaran diia mengaku telah memiliki utang kepada tetangganya untuk makan selama 10 hari sebelumnya lantaran kondisi dagangannya mulai sepi.

Wanita yang mengaku berasal dari Sumatera Barat ini pun takut jika tetangganya tidak lagi bisa memberikan utang lantaran dia belum membayar utang yang sebelumnya.

"Di rumah mati kelaparan, di luar mati corona pak. Gimana kami harus ngadu pak," katanya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA