Aktivis yang juga mantan Sekjen ProDEM, Satyo Purwanto menilai, terjadinya hambatan penyaluran bantuan di masa pandemik Covid-19 dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah karena pemerintah pusat tidak punya data yang akurat serta ditambah birokrasi yang rumit.
"Kejadian penyaluran bantuan seperti sekarang, kacau, semrawut, dan banyak ditemukan data tidak sesuai diakibatkan kesalahan menggunakan data dan birokrasi yang rumit. Tidak efektif dan efisien dalam menghadapi situasi darurat," ucap Satyo Purwanto kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (28/4).
"Birokrasi semacam ini adalah hambatan yang sangat serius ketika negara tengah dilanda wabah penyakit Covid-19 saat ini, di mana setiap level masyarakat kehidupannya tiba-tiba menjadi sulit dan yang paling terdampak kelas menengah ke bawah," imbuh Satyo.
Satyo pun menyebut munculnya banyak keluhan dari pemimpin daerah termasuk Bupati Boltim merupakan hal yang wajar, karena sejak awal penanganan yang dilakukan pemerintahan Jokowi dianggap sudah ngawur.
"Sedari awal penanganan ini sudah ngawur. Mestinya BNPB yang harusnya menjadi leading sektor dan kepala-kepala daerah adalah pelaksana garis depan penanganan dan penanggulangan. Sudah jelas bila bicara data, daerah lebih
update dan
real time secara berjenjang, jelas akan banyak mengalami delay dan deviasi jika menggunakan birokrasi kementerian. Dalam situasi bencana, BNPB itu lembaga
extraordinary, semua harus bertumpu disitu. Semua
effort dan
resources digunakan di sana," terang Satyo.
Dengan demikian, kata Satyo, jika tidak segera dilakukan perubahan dalam mengelola organisasi bencana, maka kesemrawutan akan terus berlanjut dan akan dirasakan semua kepala daerah. Artinya, akan makin banyak pula keluhan yang muncul di daerah.
"Tidak heran banyak
dispute seperti yang dikeluhkan Bupati, Walikota, Camat, Lurah, Kepala desa dan banyak pimpinan daerah lainnya," pungkas Satyo.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: