Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pola Belanja Masyarakat Selama Corona Banyak Beralih ke E-Commerce, Menteri Teten Minta Pelaku UMKM Beradaptasi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Selasa, 28 April 2020, 22:22 WIB
Pola Belanja Masyarakat Selama Corona Banyak Beralih ke E-Commerce, Menteri Teten Minta Pelaku UMKM Beradaptasi
Teten Masduki/Net
rmol news logo Pandemik virus corona baru atau Covid-19 yang menyebar di seluruh wilayah di Indonesia ternyata mengubah cara belanja masyarakat.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Hal ini merupakan kesimpulan yang didapat Kementerian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi.

Menteri UMKM dan Koperasi Teten Masduki menyatakan, pihaknya mencatat sejumlah kajian yang menyebutkan tren berbelanja masyarakat selama pandemi corona beralih ke E-Commerce, atau online market place.

"Masyarakat mengalami perubahan pola konsumsi yang awalnya offline sekarang menjadi online. Bahkan diprediksi bahwa stay at home economy akan menjadi tren di masa yang akan datang," ujar Teten Masduki dalam jumpa pers virtual yang digelar di Gedung Graha BNPB, Matraman, Jakarta Timur, Selasa (28/4).

Hasil kajian tersebut didapat dari tren peningkatan transaksi dibeberapa platform online Indonesia, seperti Bukalapak dan Tokopedia.
Teten Masduki menyebutkan, beberapa produk yang dibeli masyarakat di Bukalapak meningkat.

"Produk-produk hobi outdoor dan indoor atau game dan perlengkapan olahraga, ini naik 70 persen, produk kesehatan (seperti) masker, hand sanitizer, termometer juga naik 90 persen, lalu produk makanan dan minuman herbal atau instan naik 200 persen, dan produk bahan pokok yang naik juga hingga 350 persen," jelasnya.

Selain itu, lanjut Teten Masduki, terjadi peningkatan jumlah pembuatan akun baru, khususnya akun yang menjual produk-produk kesehatan seperti masker, hand sanitizer, dan vitamin, yang meningkat hingga 250 persen di Tokopedia.

"Jadi ini menunjukkan efektivitas e-commerce atau penjualan di market online dalam masa pandemi ini cukup efektif, seperti yang saya katakan tadi memang dampaknya kepada UMKM luar biasa, tapi sebenarnya juga ada opportunity untuk sektor-sektor tertentu," ungkap Teten Masduki.

Lebih lanjut, Kementerian UMKM dan Koperasi juga mencatat hasil kajian LPEM UI, yang menggambarkan potensi pasar E-Commerce dibeberapa jenis barang dagangan.

Diantara banyak barang berpotensi, yang disebutkan Teten Masduki adalah produk UMKM pangan yang memproduksi produk-produk herbal, buah-buahan dan sayur-sayuran, yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh masyarakat.

Adapula produk-produk UMKM yang menyediakan makanan praktis atau yang mudah diolah dan dapat disimpan lama. Contohnya frozen food, rendang, dan bumbu-bumbu masak.

"Sejalan dengan survei Nielsen, dimana 49 persen masyarakat menjadi lebih sering memasak di rumah selama pandemi. Jadi, permintaan terhadap produk-produk yang siap olah, praktis, itu sekarang banyak UMKM memproduksi makanan frozen, makanan kaleng yang tinggal dipanasakan," ucapnya.

Karena itu, Teten Masduki mengajak para pelaku koperasi dan UMKM memanfaatkan momentum Covid-19 sebagai bagian untuk belajar lebih aktif memanfaatkan teknologi digital. Dengan tujuan untuk mengatasi permasalahan pemasaran yang tengah terdampak virus corona.

"Saya berharap pandemi Covid-19 dapat menjadi momentum bagi para pelaku koperasi dan UMKM untuk membuktikan bahwa produk-produk dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan nasional," imbau Teten Masduki.

"Saya juga mengajak masyarakat untuk membeli produk-produk koperasi dan UMKM agar perekonomian dalam negeri tetap dapat berputar. Solidaritas sosial, empati kepada yang terdampak saat ini sangat dibutuhkan," dia menambahkan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA