Salah satunya datang dari pengamat politik Universitas Nasional (Unas), Andi Yusran, yang dengan tegas mengatakan seharusnya hal tersebut dapat ditunda.
"Kondisi dunia saat ini sedang menghadapi perang terhadap pandemik Covid-19. Yang salah satu poinnya adalah mengurangi mobilitas orang antarnegara," ujarnya saat dihubungi
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (4/5).
Selain itu, kedatangan ratusan tenaga kerja asing akan mengganggu psikologis publik. Terutama para tenaga kerja lokal yang sedang ‘dirumahkan’ dan bahkan telah di-PHK karena krisis keuangan yang menimpa perusahaan mereka.
Jika pemerintah tetap memaksakan kedatangan TKA China tersebut, maka diyakini pemerintah telah membuka front konfrontatif dengan berbagai kelompok publik. Khususnya kelompok buruh yang menolak kedatangan TKA.
"Ujung-ujungnya amarah sosial bisa muncul dan terakumulasi. Itu artinya pemerintah yang membuka pintu ‘Chaos’," pungkasnya mengingatkan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: