Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ekonomi Tumbuh Di Bawah 3 Persen Itu Buruk, Ingat Corona Telat Masuk Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Kamis, 07 Mei 2020, 13:40 WIB
Ekonomi Tumbuh Di Bawah 3 Persen Itu Buruk, Ingat Corona Telat Masuk Indonesia
Peneliti muda dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira/Net
rmol news logo Presiden Joko Widodo menyebut laju ekonomi Indonesia sebesar 2,97 persen masih lebih baik dibandingkan negara lain di tengah pandemik Covid-19.

Mendengar pernyataan itu, peneliti muda dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira tidak sepaham. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi di bawah 3 persen merupakan indikator yang buruk.

"Pertumbuhan di bawah 3 persen ini adalah indikator yang buruk," ucap Bhima Yudhistira kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (7/5).

Selain itu, Bhima pun membandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal I di 2020 antara Indonesia dengan China.

Di mana kata Bhima, China sudah melakukan lockdown di Wuhan sejak 23 Januari. Sehingga sangat wajar kontraksi cukup dalam terjadi di kuartal I.

Sedangkan di Indonesia, Presiden baru mengumumkan pasien pertama pada awal Maret. Bahkan, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta pun baru mulai pada April yang sudah masuk pada kuartal II.

"Artinya pandemik masuk terlambat ke Indonesia saja ekonomi sudah tumbuh rendah sekali di kuartal I. Berarti bukan hanya pandemik Covid-19 yang buat ekonomi turun tajam, tapi ada faktor sisi permintaan sejak 3 tahun lalu lesu, industri bahkan jauh sebelum Covid-19 sudah digempur barang impor dan kita tidak siap hadapi perang dagang AS-China," jelas Bhima.

Sehingga, kata Bhima, jika kuartai I pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah anjlok yang cukup dalam, maka Bhima memperkirakan pada kuartal II tahun ini ekonomi akan minus.

"Karena di kuartal kedua ada perluasan PSBB di kota selain Jakarta dan pelarangan mudik. Ini aktivitas ekonomi nyaris mati total. Belum adanya gelombang PHK dan pekerja yang dirumahkan tanpa digaji dan tidak dibayar THR-nya. Katastropik ekonomi semakin parah," terang Bhima.

Dengan demikian, Bhima berharap Presiden Joko Widodo untuk tidak berbangga terlebih dahulu lantaran kondisi buruk di Indonesia baru dimulai.

"Jadi jangan berbangga dulu lah pemerintah, kondisi yang terburuk baru saja dimulai. Harus waspada. Tetap pasang senses of crisisnya," pungkas Bhima. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA