Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Krisis Pangan Di Depan Mata, Jerry Massie: Kita Sibuk Urus Mega Proyek

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Senin, 11 Mei 2020, 04:28 WIB
Krisis Pangan Di Depan Mata, Jerry Massie: Kita Sibuk Urus Mega Proyek
Jerry Massie/Net
rmol news logo Pemerintahan Joko Widodo diharapkan untuk fokus pada stok pangan di Indonesia yang semakin krisis di tengah pandemik Covid-19.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies, Jerry Massie mengatakan, saat ini krisis pangan berada di depan mata lantaran Indonesia bergantung pada impor 2 juta ton beras.

"Nah, dengan pemberlakuan PSBB lantaran Covid-19 otomatis lahan pertanian terbengkalai. Dan saat ini tersisa 7,1 juta hektar atau setiap tahun menyusut," ucap Jerry Massie kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (10/5).

"Ini terbukti saat ini Indonesia mengalami defisit beras yang terdapat di 7 provinsi bahkan 11 provinsi defisit Jagung," imbunya.

Jerry melanjutkan, upaya produksi beras sebesar 6,4 juta ton dari Kementerian Pertanian dinilai akan mustahil terwujud di tengah pandemik Covid-19.

"Ada indikator mengukur stok pangan salah satunya kemampuan jangka waktu stok pangan. Oleh karena itu, metode pengukuran dan pencapaian perlu diterapkan agar kita bisa mengetahui jumlah produksi, stok dan konsumsi," katanya.

Jerry pun mencontohkan di daerah Riau mengalami defisit beras. Namun pemerintah menganjurkan warga untuk beralih menanam sagu.

"Memang jumlah lahan tidur kita cukup banyak, bahkan lahan pertanian sudah beralih fungsi ke perumahan. Faktor lain petani beralih pekerjaan ke Ojol (ojek online). Bayangkan menurut laporan Garda jumlah ojol di Indonesia ada 4 juta orang," jelasnya.

Jerry pun mencatat penurunan produksi beras di Jawa Tengah, yakni pada 2018 produksi beras mencapai 10,4 juta ton. Namun produksi turun pada 2019 menjadi 9,6 juta ton.

Hal serupa juga terjadi di Jawa Timur. Pada 2018 produksi beras sebesar 10,2 ton, sedangkan pada 2019 turun menjadi 9,5 ton.

"Hal ini menjadi acuan terkait food crisis is coming (krisis pangan akan datang) sudah di depan mata. Setidaknya, pemerintah secepatnya melakukan terobosan di sektor pertanian dengan kebiasaan konsumsi beras dikurangi dan diganti dengan sagu dan jagung bahkan umbi-umbian," terangnya.

"Sejauh ini, jumlah supply kita agak berkurang dan demand terus bertambah khususnya konsumsi beras. Lahan berkurang produksi dari tahun ke tahun terus menurun ini bahaya jika skala prioritas pembangunan proyek, perumahan sedangkan pangan terus menyusut," sambungnya.

Jerry pun melihat adanya kelemahan pemerintah saat ini. Dimana pemerintahan jokowi tidak menitik beratkan pada sektor pertanian.

"Padahal kita negara maritim dan pertanian. Kita sibuk urus mega proyek. Bisa ke arah kelaparan. Bibit kita dan pupuk tidak mendukung," tegas Jerry. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA