Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sama-sama Timbulkan PHK, Tapi Kalau Lockdown Pasti Lebih Dahsyat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-alfian-1'>AHMAD ALFIAN</a>
LAPORAN: AHMAD ALFIAN
  • Selasa, 12 Mei 2020, 12:15 WIB
Sama-sama Timbulkan PHK, Tapi Kalau Lockdown Pasti Lebih Dahsyat
Adi Prayitno/Net
rmol news logo Pemerintah telah memutuskan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya menangani pandemik Covid-19 dibandingkan melakukan karantina wilayah atau lockdown.

Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan, pemerintah tidak memilih lockdown lantaran akan sangat merugikan ekonomi ke depan, termasuk menciptakan banyak pengangguran.

Senada dengan Menko Luhut, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, mengatakan, opsi lockdown memang akan lebih berdampak kepada lumpuhnya perekonomian karena roda ekonomi tidak berputar.

"Karena alasan itulah PSBB jadi pilihan," ujarnya saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (12/5).

Adi melanjutkan, sesungguhnya baik lockdown ataupun PSBB, keduanya pasti akan mengakibatkan banyaknya gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Namun PHK yang terjadi saat PSBB diyakini tidak sedahsyat jika menerapkan lockdown.

"Suka tak suka, corona merupakan bencana kemanusiaan yang tak pernah diinginkan siapapun. Pasti sangat berdampak terhadap ekonomi. Meski tak mudah, ekonomi masih bisa recovery. Tetapi nyawa manusia tak ada gantinya," jelas Direktur Eksekutif Parameter Politik itu.

Untuk itu, dirinya menegaskan yang penting dilakukan saat ini adalah ketegasan menerapkan aturan yang sudah ada.

"Itu saja yang mesti dilakukan ke depan. Konsisten tegakkan aturan," pungkas Adi Prayitno. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA