Demikian disampaikan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat mengisi diskusi daring bertajuk "Investasi Di Masa Pandemi", Rabu (13/5).
"Saya setuju dengan stimulus alat kesehatan," ujarnya.
Bahlil Lahadalia mengatakan, pihaknya tengah merumuskan stimulus kesehatan bersama Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta. Rencananya, beberapa bulan kedepan sudah mulai dijalankan stimulus pada sektor kesehatan.
"Salah satu fokus yang kami lakukan adalah bagaimana mendatangkan investasi khusus di bidang alat kesehatan. Baik dari dalam maupun luar negeri," kata Bahlil.
"Nah ini sekarang BKPM lagi menyusun. Karena calon-calon investornya sudah mulai ada," imbuhnya.
Sebab, lanjut dia, sejauh ini alat kesehatan dalam negeri kerap didapatkan dari hasil impor. Padahal seharusnya, alat kesehatan bisa diproduksi di dalam negeri untuk penanganan Covid-19 di Indonesia.
"Masak tempat tidur aja harus beli dari impor. Masa bikin infuse aja impor lama-lama negara kita negara impor kan," katanya.
Lebih jauh, ia menyatakan bahwa salah satu faktor kenapa alat kesehatan dalam negeri hampir 90 persen hasil impor. Padahal seharusnya 40 atau 50 persen bisa diproduksi di dalam negeri
"Karena memang pasar kita lebih suka membeli barang-barang impor," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.