Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengurai bahwa banyak guncangan dahsyat yang terjadi di tahun 2020. Memang, sambungnya, guncangan sama-sama terjadi di sektor finansial, salah satunya nilai tukar mata uang.
“Sehingga tentu orang bangun tidur utang naik dua kali. Nah itu saja yang terjadi tahun 1998," ujar Menko Airlangga dalam dialog bersama TVRI Nasional, Rabu malam (13/5).
Namun pada tahun 1998, sambungnya, episentrum guncangan ekonomi hanya dirasakan di beberapa negara saja. Khususnya hanya di negara-negara ASEAN, sementara negara lain tidak terdampak.
Artinya, ekspor komuditas masih bisa berjalan, sehingga waktu itu sektor agriculture diuntungkan dan UMKM," jelasnya.
Namun saat ini, kata Airlangga, episentrumnya terjadi di 210 negara. Sehingga ekspor tidak bisa berjalan dengan baik, harga komuditas turun drastis, dan UMKM terkena dampak negatif pertama dengan adanya aturan dan kebijakan untuk memotong mata rantai Covid-19.
"Dengan adanya pengetatan untuk memotong mata rantai kesehatan, maka sektor komersil berhenti, sektor pariwisata berhenti, sehingga kalau kita lihat seluruh sektor ada yang paling berat pariwisata perhotelan 70 persen," bebernya.
Ketua umum Partai Golkar ini menyampaikan bahwa Indonesia tidak terlalu berdampak negatif parah dan diprediksi Indonesia merupakan satu dari tiga negara yang masih diambang positif dalam laju pertumbuhan ekonomi.
"Indonesia diprediksi satu dari tiga negara yang positif, yaitu Indonesia, China, dan india. Pertumbuhannya masih positif dibandingkan yang lain. Nah dalam pertumbuhan kemarin kuartal pertama kita masih positif di 2,97persen," tambahnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: