Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Tubagus (Tb) Ace Hasan Syadzily menilai maksud dari Kepala Negara antara lain sebagai upaya adaptasi menghadapi Covid-19 yang hingga kini belum ditemukan vaksinnya.
Terlebih, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memprediksi bahwa pada tahun ini virus yang disebut-sebut berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China itu belum dipastikan akan berakhir tahun ini.
"Saya kira apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi agar kita melakukan upaya adaptasi atau istilah beliau berdamai dengan Covid-19," ujar Tb Ace saat mengisi diskusi daring bertajuk "
Agama dan Kemanusiaan Pasca Covid-19" yang diselenggarakan oleh IKAFAH (Ikatan Alumji Fakultas Adab dan Humaniora) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sabtu (16/5).
"Memang kita sulit sekali, WHO telah men-
declare bahwa tidak mungkin tahun ini ditemukan vaksin. Dan kalau pun juga ditemukan vaksin bagaimana pola distribusinya dan sebagainya? Saya kira implikasi yang cukup banyak," sambungnya.
Menurut Politisi Golkar ini, pemerintah pun telah berupaya mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menangani pandemik Covid-19 ini. Termasuk jaring pengaman sosial seperti
delivery cash (BLT) hingga bantuan sosial lainnya.
Namun demikian, karena jaring pengaman sosial tersebut juga sumber utama uangnya antara lain diperoleh dari pergerakan ekonomi. Maka, dibutuhkan kerjasama semua pihak untuk bersama-sama mengatasi wabah Covid-19 ini.
"Istilah berdamai dengan Covid-19 itu artinya bahwa sebelumnya kita melawan tapi ternyata kita tidak mampu untuk melawan. Pada awalnya kita berusaha untuk melawan, masyarakat dan Rumah Sakit dikasih disinfektan, masker hand sanitizer dsb. Semuanya dikerahkan untuk penanganan itu semua," tuturnya.
"Tapi ternyata kalau kita lihat trend yang terjadi di Indonesia hingga saat ini belum menandakan ada tanda-tanda landai atau bahkan terjadi penurunan," demikian TB Ace.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: