Namun demikian, menurut pengamat politik dari Lembaga Analisis Politik Indonesia, Maksimus Ramses Lalongkoe, ada hal besar yang perlu dicermati di balik pro kontra konser yang mencuat.
"Kita harus akui memang negara kita masih miskin sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan rakyat, apalagi di musim virus seperti sekarang," kata Ramses kepada
, Senin (18/5).
Fakta tersebutlah yang mendasari lembaga negara seperti BPIP ikut berkecimpung dalam konser amal yang dinilai bukan menjadi ranah lembaga yang dikepalai Yudian Wahyudi ini.
"Apa yang dilakukan BPIP itu sesungguhnya memang negara kita masih terbelakang, sehingga perlu adanya penggalangan dana. Saya kira di situ letak substansialnya ketimbang urusan pro-kontra atas kegiatan dimaksud," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.