Begitu tegas anggota Ombudsman RI Alvin Lie kepada redaksi, Rabu (20/5). Menurutnya, tingkat kesuksesan upaya juga tergantung pada kesadaran dan disiplin publik. Partisipasi publik.
Dia lantas menyinggung mengenai para pelanggar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dalam peraturan perundang-undangan memang ada sanksi bagi yang melanggar PSBB. Namun jika pelanggaran tersebut sedemikian masif, apakah jutaan orang itu semuanya akan dipidana?
“Di mana? Apakah kita punya penjara yang kapasitasnya cukup untuk mengurung jutaan orang?
Menurutnya, pengalaman Italia patut jadi pelajaran bagi bangsa Indonesia. Dalam kasus itu, kebandelan warga mengabaikan
lockdown walau pemerintah Italia melakukan penegakan peraturan cukup keras. Warga baru kooperatif ketika korban tewas karena Covid-19 jumlahnya sangat tinggi.
Alvin Lie mengatakan bahwa sikap bandel warga dipicu banyak hal. Antara lain keengganan mengubah gaya hidup yang nyaman, tidak rela kehilangan penghasilan, kultur setempat dan sebagainya.
Namun ada juga unsur kelemahan dari pemerintah seperti kurang efektifnya edukasi publik tentang Covid-19, kurangnya insenfif bagi yang patuh (pendekatan positif), peraturan yang tidak jelas, tidak rinci sehingga kurang implementable, peraturan yang berubah-ubah karena sambil ujicoba lantaran belum pengalaman hadapi pandemi dan tidak ada antisipasi, sehingga membingungkan publik.
“Kemampuan budget pemerintah menyantuni warga selama
lockdown juga besar kontribusinya terhadap kesuksesan kebijakan tersebut,†urainya.
Indonesia patut belajar dari kisah kegagalan Italia, Spanyol, dan Inggris serta kisah sukses seperti Selandia Baru, Australia, Vietnam dan sebagainya. Kemudian diadaptasi dengan lingkungan operasional Indonesia agar turut menjadi kisah sukses menginspirasi negara-negara lain.
“Kurang bijak jika kita terhanyut ego saling menyalahkan antara pemerintah nasional dan pemda, pemerintah dan rakyat. Perjuangan masih sangat panjang, bahkan belum ada kejelasan kapan akan berakhir,†tegasnya.
Alvin Lie yang juga ahli dalam dunia penerbangan ini menegaskan bahwa Indonesia masih belum mencapai puncak gelombang pertama. Alih-alih melandai, pola penyebaran wabah Covid-19 masih terus menanjak.
Di sisi lain negara-negara yg pernah sukses atau merasa sukses tanggulangi COVID-19 sekarang sedang menghadapi gempuran gelombang kedua. Singapura, Korea Selatan dan China saat ini sedang menghadapi situasi itu.
“Alangkah baiknya kita, rakyat dan pemerintah, saling introspeksi, evaluasi, mengapa hingga sekarang belum efektif tanggulangi Covid-19, kemudian saling memperbaiki strategi, program dan implementasinya. Saling menyalahkan tidak menyelesaikan masalah. Salah-salah justru memicu pecahnya Indonesia,†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.