Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

22 Tahun Reformasi, Fahri Hamzah: Semoga Tidak Ada Lagi Gerakan Menjatuhkan Kekuasaan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-alfian-1'>AHMAD ALFIAN</a>
LAPORAN: AHMAD ALFIAN
  • Kamis, 21 Mei 2020, 22:53 WIB
22 Tahun Reformasi, Fahri Hamzah: Semoga Tidak Ada Lagi Gerakan Menjatuhkan Kekuasaan
Aktivis 98 yang juga Waketum partai gelora, Fahri Hamzah/Repro
rmol news logo Dua puluh dua tahun yang lalu atau 21 Mei 1998, Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai presiden usai berkuasa kurang lebih 32 tahun. Sejak itu, Orde baru berakhir dan digantikan dengan era yang disebut reformasi.

Aktivis 98, Fahri Hamzah mengungkapkan peristiwa lengsernya Soeharto oleh para mahasiswa kala itu, terjadi karena dorongan atas kerinduan untuk memperbaiki keadaan dan kebebasan.

"Ini ikhtiar untuk membangun kebersamaan. Indonesia punya sejarah Federasi. Tapi kita bergerak menjadi negara Kesatuan," ungkapnya saat menjadi narasumber dalam diskusi online melalui aplikasi zoom cloud meeting yang digelar Narasi Institute, Kamis (21/5).

Wakil Ketua Umum Partai Gelora tersebut melanjutkan, reformasi secara tidak langsung telah merubah total konstitusi. Bahkan untuk mengawal tersebut, Mahkamah Konstitusi pun hadir ditengah kehidupan bernegara.

Dengan lahirnya institusi negara tersebut, mantan Wakil Ketua DPR RI itu menegaskan bahwa pejabat negara  tidak ada yang boleh merasa diri paling hebat.

"Jangan ada pejabat yang gampang tersinggung. Itu tradisi ngawur," jelas Fahri.

Dirinya pun meminta kepada para pemimpin agar memahami prinsip-prinsip tersebut. Sehingga tidak ada lagi gerakan masa  yang menjatuhkan kekuasaan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA