Begitu yang disampaikan Ketua KPU, Arief Budiman saat menjadi pembicara diskusi daring bertajuk 'Perppu Pilkada: Design Tahapan Pilkada Serentak Pada Masa Pandemik Covid-19' yang diselenggarakan Badan Saksi Nasional (BSN) Golkar, Kamis (21/5).
“Yang sudah diusulkan oleh KPU adalah melebarkan TPS, kemudian ada usulan untuk mengurangi pemilih tiap TPS, maka konsekuensinya TPS bertambah dan itu pasti berdampak kepada biaya,†kata Arief Budiman.
Pihaknya juga tengah mencari format baru berupa
digital campaign bagi para kandidat Kepala Daerah.
Namun tak dipungkiri ada tugas berat yang dihadapi KPU, yakni memastikan masyarakat mampu memahami kehidupan normal baru atau
the new normal selama wabah Covid-19 masih terjadi.
“Ini menjadi tugas kita semua bahwa ini ada
new normal untuk kita jalankan, saya tidak tahu apakah kita punya cukup waktu untuk menjalankan ini,†jelas Arief.
Lebih jauh, Arief mengatakan, saat ini 25 negara tetap menyelenggarakan Pemilu, 57 di antaranya memutuskan untuk menunda lantaran wabah Covid-19 masih mewabah di negara mereka.
Negara yang tetap menyelenggarakan Pemilu pun perlu memikirkan bukan hanya teknis pelaksanaan, melainkan subtansi pemilu itu sendiri.
“Misal kita di Indonesia, harus menyiapkan 275 masker untuk para pemilih, dan 1.500 lebih
hand sanitizer di setiap TPS yang ada,†pungkas Arief.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: