Sekretaris Jenderal Perhimpunan Pengusaha dan Profesional Nahdliyin (P2N-PBNU) Choirul Saleh Rasyid meminta pemerintah segera merespons fenimena melambungnya harga dua komoditas itu dengan kebijakan nyata.
Choirul menyayangkan pada pemerintah yang justru melakukan aksi saling bantah antara Jubir Kementerian Perdagangan dan Jubir Kementerian BUMN.
"Dalam suasana Idul Fitri, rakyat jangan diberi beban berat karena harga gula dan bawang putih melambung tinggi. Pemerintah justru merespons dengan aksi saling bantah antara jubir BUMN dan Kemendag," demikian kritik CSR -sapaan akrabnya- kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu malam (23/5).
Mantan Sekjen GP Ansor era kepemimpinan Syaifullah Yusuf ini meminta Menteri Perdagangan Agus Suparmanto segera menjawab keresahan publik.
Mengingat, pandemik virus corona baru (Covid-19) semakin menambah beban bagi masyarakat, sehingga Mendag harus segera memastikan kebijakannya benar-benar menyelesaikan masalah.
"P2N- PBNU meminta Mendag Agus Suparmanto menjawab keresahaan publik. Masyarakat sudah susah akibat Covid 19, jangan lagi ditambahi dengan tidak kooperatifnya Mendag. Agus Suparmanto harus paham dia itu tokoh publik, jadi harus bertanggung jawab permasalahan publik," demikian pendapat CSR.
CSR memantau, harga gula berkisar di angka Rp 18.000-19.000, jauh diatas harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah Rp 12.500 per kg.
Sedangkan harga eceran bawang merah seharusnya Rp 25.000-30.000. Tetapi dipasaran bisa menembus angka Rp 65.000 per kg.
P2N-PBNU mencatat, masalah melambungnya harga bukan hanya terjadi pada dua komoditas, bawang merah dan gula.
Ia juga mendapatkan data harga ayam dan daging sapi juga mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Ayam per kg dikisaran 60 ribu per ekor dan daging sapi 140.000 per kg.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: