Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kesaksian M. Nuh Yang Mengira Dapat Rp 2,55 M Dari Acara Jokowi Berbagi Hadiah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Minggu, 24 Mei 2020, 14:50 WIB
Kesaksian M. Nuh Yang Mengira Dapat Rp 2,55 M Dari Acara Jokowi Berbagi Hadiah
M.Nuh saat berbincang dengan Vasco Ruseimy/channel YouTube Singa Idealis
rmol news logo Nama seorang buruh bangunan asal Kampung Manggis, Pasar Kota Jambi, M. Nuh sempat menjadi buah bibir khalayak.

Hal ini lantaran sosoknya yang muncul dalam acara lelang motor Gesits bertanda tangan Presiden Joko Widodo saat Konser Amal “Berbagi Kasih Bersama Bimbo” yang digelar MPR dan BPIP beberapa waktu lalu.

M. Nuh diumumkan sebagai pemenang setelah disebut mengajukan penawaran tertinggi untuk motor listrik Jokowi itu senilai Rp 2,55 miliar. Namun belakangan diketahui, dia ternyata tidak mampu membayar kemenangan lelang tersebut.

Dalam sebuah video di YouTube berjudul “Terkuak Bikin Heboh, Akhirnya M. Nuh Bongkar Siapa Dia & Apa Motifnya Ikut Lelang Motor Jokowi”, M. Nuh menjelaskan secara gamblang peristiwa yang sebenarnya terjadi saat itu. Video ini diunggah channel Macan Idealis pada Sabtu (23/4).

“Saya dari dulu buruh bangunan,” begitu M.Nuh mengawali wawancaranya dengan Vasco Ruseimy, sang pemandu acara. Tampak latar dinding kayu dalam video M. Nuh.

M. Nuh lantas bercerita bahwa saat menonton TV, dia kebetulan membuka siaran mengenai konser amal tersebut. Saat itu tepat di pertengahan kuis. Ada enam pilihan nomor yang bisa dihubungi. Lalu M. Nuh menghubungi kontak nomor 6 yang saat itu terlihat ditangani oleh Wanda Hamidah.

Itupun dilakukan M. Nuh berkali-kali. Dia bahkan tidak menyangka bisa tersambung.

“Setelah masuk itu langsung (ditanya) ini dari siapa. (Dijawab) ini dari Pak M. Nuh, Kampung Manggis, Jambi,” urainya.

Kemudian si penerima telepon M. Nuh menyambar dengan pertanyaan, “Apakah Bapak mau ikut?”. M. Nuh yang mengira dirinya mendapat hadiah langsung menyahut.

“Iya ana (saya) ikut,” tuturnya.

“Yang nawarkan hadiah itu mereka sendiri. Waktu itu belum Rp 2,55 M, waktu itu sekitar Rp 500an juta hingga Rp 1 M dia nawarnya,” sambung M. Nuh.

Setelah mencapai Rp 2 miliar, pulsa di handphone M. Nuh habis. Dia bahkan sempat membanting hape tersebut lantaran kecewa gagal dapat hadiah.

Namun kemudian, M. Nuh kaget lantaran handphonenya berdering dan dihubungi pihak lelang. Dia dikabari bahwa dirinya masih ikut dalam program.

“Beberapa penawaran ana ikutin, mereka hanya nanya nambah berapa,” kenangnya.

Di alam pikiran M. Nuh, semakin menawar tinggi maka akan semakin besar hadiah yang akan diperoleh. Dia kala itu berpikir bahwa acara itu adalah acara Presiden Joko Widodo berbagi hadiah untuk rakyat.

“Setelah 2 M itu jeda, kami terus tawar-menawar. Setelah iklan, langsung (diumumkan) pemenang,” ujarnya.

Penerima telepon lantas menanyakan, “Apakah Bapak berani 2,5 M, terkunci?”. M. Nuh dengan lantang meminta kepada penerima telpon menaikan tawarannya Rp 50 juta.

“Ana nggak pikir lelang. Kalau ana (tahu lelang) nggak berani. Ana pikir menang, ana loncat-loncat,” demikian kenangnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA