Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Copot Kapolsek Tertidur, Kapolda Jatim Diminta Belajar Dari Menhan Prabowo

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Senin, 25 Mei 2020, 15:16 WIB
Copot Kapolsek Tertidur, Kapolda Jatim Diminta Belajar Dari Menhan Prabowo
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, meminta Kapolda Jatim belajar keteladanan dari Prabowo Subianto/Net
rmol news logo Sikap Kapolda Jawa Timur, Irjen Fadil Imran, yang mencopot Kapolsek Gubeng, Kompol Naufil Hartono, dibandingkan dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Kedua pejabat negara tersebut melakukan tindakan berbeda saat melihat bawahannya tertidur.

Fadil Imran diminta belajar dari Prabowo Subianto yang tak menonjolkan sikap arogansi kepada bawahan.

Begitu saran Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, menanggapi pencopotan Naufil Hartono hanya gara-gara tertidur saat mengikuti rapat penanganan Covid-19 di Surabaya pada Jumat lalu (22/5).

“IPW berharap Kapolda Jatim bisa belajar dari sikap yang ditunjukkan Menhan Prabowo Subianto,” kata Neta kepada wartawan, Senin (25/5).

Neta menceritakan, mantan Danjen Kopassus itu tampak santai mengerjai asisten pribadinya yang tidur pulas di sela-sela rapat yang dipimpinnya. Melihat asistennya tertidur, Prabowo lantas duduk di sampingnya. Tak berselang lama, sang asisten terbangun dan tampak kaget saat melihat Prabowo duduk persis di sampingnya.

“Bukannya marah, Prabowo hanya tertawa. Tidak ada arogansi yang muncul karena sebagai pimpinan Prabowo menyadari bahwa tugas yang diemban asistennya itu cukup berat, sehingga sangat manusiawi yan bersangkutan tertidur,” imbuh Neta.

Neta menambahkan, sebagai pemimpin, Fadil memang harus tegas kepada bawahan. Namun tindakan tegas terhadap anak buah harus tetap terukur, dan sebagai atasan harus mau mengukur serta menghargai anak buahnya yang sudah bekerja keras untuk menjadikan Polri sebagai institusi terbaik di tengah pandemik Covid-19.

Neta menjelaskan, setidaknya ada empat kerja berat para Kapolsek yang harus dihargai Kapolda Jatim. Pertama, para Kapolsek harus pontang-panting melakukan deteksi dini dan antisipasi maksimal agar penyebaran Covid-19 bisa dicegah dan diputus mata rantai penyebarannya.

Kedua, para Kapolsek harus selalu bersiaga menjaga wilayahnya dengan maksimal pascapembebasan ribuan napi oleh Menkumham. Ketiga, para Kapolsek bersiaga menjaga situasi Kamtibmas di wilayahnya saat Ramadhan dan menjelang Lebaran, terutama dengan banyaknya PHK dan industri yang tutup.

Keempat, para Kapolsek yang menjadi ujung tombak untuk melakukan pagar betis agar arus mudik bisa dicegah sehingga penyebaran Covid-19 tidak meluas.

“Keempat tugas berat itu harus dilakukan para Kapolsek di tengah melakukan ibadah puasa dan kekhawatiran terhadap dirinya terkena virus Covid-19. Dalam situasi seperti ini tentunya sangat manusiawi, jika ia tertidur saat rapat di ruangan AC. Apalagi selama ini ia bertugas di lapangan yang bercuaca sangat panas,” urai Neta. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA