Meski begitu,
new normal bukan berarti bisa menyembuhkan luka hantaman akibat Covid-19 sesegera mungkin. Bahkan mungkin warga kelas bawah, seperti pekerja harian lepas (PHL) masih harus menderita.
Demikian yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (LAKSAMANA), Samuel F. Silaen kepada wartawan pada Kamis (28/5).
Silaen mengatakan, masyarakat lapisan bawah yang tidak memiliki pekerjaan tetap menjadi korban yang paling babak belur dengan hantaman Covid-19.
"Beda dengan Aparat Sipil Negara (ASN) yang makan gaji bulanan, soal makan minumnya sudah dijamin oleh negara," ujarnya.
Dengan adanya
new normal, Silaen mengatakan, akan muncul persoalan baru di mana rakyat kecil "dipaksa" atau "terpaksa" untuk mengikuti aturan baru.
Alhasil, penderitaan akan semakin banyak, rakyat miskin makin miskin, tambahnya.
"Untuk itu, negara harus hadir memberikan perlindungan sosial, ekonomi, keamanan bagi seluruh tumpah darah rakyat Indonesia. Itulah fungsi negara dan tak boleh abai dengan penderitaan rakyat," papar aktivis KNPI tersebut.
Membandingkan, Silaen mengatakan, jika ASN tidak digaji selama dua sampai tiga bulan, mestilah melakukan mogok kerja.
"Beda dengan rakyat jelata. Mungkin saja mereka akan mati kelaparan karena tak bisa makan," lanjut Silaen.
"Sekali lagi Negara harus hadir menjadi penolong bagi semua Rakyat yang benar- benar membutuhkan uluran tangan," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: