Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Selama Belum Aman Dari Covid-19, Jangan Coba-coba Sekolah Kembali Dibuka

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Jumat, 29 Mei 2020, 12:31 WIB
Selama Belum Aman Dari Covid-19, Jangan Coba-coba Sekolah Kembali Dibuka
Senator Jakarta, Fahira Idris, mewanti-wanti pembukaan kembali aktivitas sekolah harus dibarengi kepastian kondisi aman dari pandemik/Istimewa
rmol news logo Seiring masih belum berakhirnya pandemik Covid-19 di Indonesia, aktivitas belajar mengajar di sekolah pun masih dalam ketidakpastian. Bahkan, sekalipun PSBB telah diakhir nanti, aktivitas belajar normal di sekolah tetap menyimpan potensi menjadi tempat penularan virus.

Berbagai wacana waktu pembukaan sekolah baik Juni, Juli, atau Desember 2020 mulai muncul ke permukaan. Tapi hal ini harus didasarkan kepada satu indikator yaitu situasi sudah aman dan kondusif. Dengan kata lain transmisi virus corona telah mampu dikendalikan dan memastikan tidak akan terjadi risiko penularan impor dari wilayah lain.

Nah, menurut anggota DPD RI sekaligus pemerhati pendidikan dan anak, Fahira Idris, apapun skenario pembukaan sekolah misalnya menggunakan sif agar antarsiswa ada physical distancing atau hanya sebagian sekolah yang dibuka, tidak akan efektif dan tetap berisiko selama wabah ini belum bisa dikendalikan.

Sekolah dan aktivitas belajar mengajar yang memang dirancang sebagai medium membangun komunikasi, dialog, interaksi dan relasi sosial antarsiswa, guru, dan lingkungan tidak akan berjalan efektif jika tetap dipaksa dilakukan di tengah pandemik yang belum terkendali saat ini.

“Untuk pembukaan sekolah, saya sangat memohon kepada semua para pengambil kebijakan untuk benar-benar memikirkan secara matang. Selama penyebaran virus ini belum bisa kita kendalikan dan suasana belum kondusif dan aman, jangan coba-coba membuka kembali aktivitas belajar di sekolah. Risikonya terlalu besar dan dikhawatirkan membuat kerja keras kita menanggulangi Covid-19 akan semakin berat,” ujar Fahira Idris, melalui keterangannya, Jumat (29/5).

Ditambahkan Senator Jakarta ini, selain faktor keamanan dan kondusifitas, faktor psikologis dan kesiapan orang tua dan siswa juga perlu menjadi perhatian sebelum sekolah di buka.

Tertuama karena selama masa penanggulangan Covid-19 yang sudah berlangsung hampir tiga bulan ini, semua lapisan masyarakat mengalami dampak ekonomi serius terutama masyarakat berpenghasilan rendah.

Bagi orang tua yang anaknya tahun ini naik jenjang pendidikan dari TK ke SD, atau SD ke SMP, dan SMP ke SMA/SMK tentunya harus menyiapkan banyak hal, dan itu tidak mudah dilakukan di tengah pandemik yang masih berlangsung. Kondisi-kondisi seperti ini tentu berpengaruh kepada faktor psikologis orang tua dan siswa.

Kalaupun nanti kondisi sudah benar-benar aman, kondusif dan transmisi Covid-19 sudah dapat dikendalikan, lanjut Fahira, harus ada prakondisi dan jeda waktu bagi orang tua, siswa, guru, dan sekolah untuk bersiap kembali ke sekolah.

Prakondisi ini penting sebagai tahapan pemulihan bagi kita semua agar siap terutama secara ekonomi dan psikologis menjalani kehidupan baru yang tidak sepenuhnya normal (New Normal) seperti sebelum pandemik Covid-19 terjadi.

“Selama vaksin belum ditemukan dan didistribusikan secara merata, maka kehidupan kita tidak akan pernah normal kembali seperti sebelum pandemi ini datang. Jadi walaupun nanti kondisi sudah aman karena transmisi virus dapat dikendalikan, sekolah belum bisa langsung dibuka begitu saja," tegas Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR RI ini.

"Selain harus menyiapkan berbagai protokol kesehatan yang ketat, kita semua, terlebih anak-anak kita dan sekolah harus diberi waktu untuk mempersiapkan diri memulai kembali aktivitas belajar mengajar,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA