Topik tersebut menjadi bahasan
sharing session Founder Millenial Tall Institute (MTI) Indonesia, Hasan Basri bersama Ketua PP Fatayat NU Anggia Ermarini di media sosial Instagram, Senin (1/6).
Hasan Basri dalam acara itu, juga menjelaskan perlunya menjaga ukhuwah di tengah pandemik Covid-19.
“Generasi milenial saat ini akan dihadapkan dengan persaingan dan tantangan yang kompleks yaitu bagaimana pemuda ini agar bisa mempersiapkan diri untuk mengimbangi arus persaingan global dan menghadapi era bonus demografi," katanya.
Menurut Hasan, kualitas sumber daya manusia menjadi kunci utama untuk meraih keuntungan dari adanya bonus demografi bangsa ini.
"Di sisi lain masih banyak PR dan tantangan yang harus dihadapi, seperti di sektor ketenagakerjaan yaitu jumlah angkatan kerja yang banyak, kita tahu memang jumlah perusahaan Indonesia tidak terlalu banyak dan daya serap mereka pun juga sedikit," jelasnya.
Selain itu, kata dia, kualitas angkatan kerja relatif rendah. Berdasarkan data BPS bahwa penyerapan tenaga kerja hingga Februari 2018 masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan rendah atau SMP ke bawah sebanyak 75,99 juta orang (59,80 persen).
"Belum lagi persebaran tenaga kerja yang tidak merata, kesempatan kerja masih terbatas dan pengangguran," ujarnya.
Untuk membentuk karakter yang berdaya saing, MTI Indonesia ingin pemuda membangkitkan agar pemuda memiliki dua kekuatan pada dirinya yaitu pertama produktifitas.
"Ini merupakan faktor mendasar yang mempengaruhi performansi kemampuan bersaing dalam diri melakukan aktifitas secara teratur, terstruktur dan terarah upaya mencapai tujuan yang di inginkan," ucapnya.
Kedua, lanjutnya, adalah nilai tambah di era persaingan global dan bonus demografi milenial harus punya kreativitas skill atau nilai tambah dalam kemampuan diri untuk menghadapi persiangan tersebut.
Senada dengan Hasan, Anggia Ermarini yang juga Anggota Komisi IX DPR RI menyampaikan, bahwa saat ini untuk menjawab permasalahan terkait dengan peningkatan SDM sudah disinergikan dengan Kementerian Ketenagakerjaan melalui Balai Latihan Kerja (BLK).
"Jadi anak-anak milennial akan mendapatkan pelatihan kerja untuk mempersiapkan kualitas atau skillnya sebelum mendapatkan pekerjaan," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.