Sebelum benar-benar kembali membuka sekolah, pemerintah harus belajar dari negara Prancis dan Korea Selatan (Korsel) yang lebih dulu melakukannya.
Ketika Prancis mulai membuka sekolah pada 11 Mei lalu, ditemukan ada 70 kasus baru Covid-19. Lalu di Korsel, usai sekolah dibuka 27 Mei, ditemukan 79 kasus baru.
Demikian disampaikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Netty Prasetiyani, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/6).
Menurut Netty, berdasarkan laporan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), baru ada 18 persen sekolah yang siap dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
“Sementara 80 persen sekolah lebih lainnya tidak siap. Ini membuktikan pembukaan sekolah saat ini berbahaya dan penuh pertaruhan,†ucap anggota Komisi IX DPR itu, dikutip
Kantor Berita RMOLJabar.
Netty menilai, wacana pembukaan sekolah saat pandemik ini sebagai ketergesaan, yang jika dipaksakan menjadi pertaruhan besar bagi keselamatan generasi penerus bangsa.
“Atas nama kecintaan, kepedulian, sekaligus keberpihakan terhadap masa depan (semua) generasi bangsa, saya minta tunda kebijakan (pembukaan sekolah) ini,†tegas Netty.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.