Namun demikian gelaran seleksi masuk yang hanya dilakukan dengan tes skolastik mendapat kritikan dari Direktur Eksekutif Sabang Merauke Circle, Syahganda Nainggolan.
Kritik dilayangkan lantaran porsi peluang anak-anak SMA sosial semakin kecil dibandingkan anak-anak IPA.
“Pada tahun sebelumnya, anak-anak IPA yang ingin lintas jurusan dibatasi oleh adanya ujian ilmu sosial dan anak-anak sosial terlindungi dengan itu,†ujarnya kepada redaksi, Rabu (3/6).
Menurut Syahganda situasi ini, membuat anak-anak SMA IPS dan Bahasa merugi. Baginya, sistem SBMPTN 2020 sulit diterima oleh akal sehat.
Atas alasan itu, dia berharap agar DPR bergerak dan mampu mempengaruhi UTBK SBMPTN ke depan.
“Agar tetap membuat ujian tambahan ilmu sosial sebagai seleksi untuk masuk ke prodi sosial di PTN,†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: