Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ingin UU Pemilu Pro Rakyat, Alumni IMM Akan Sambangi DPR

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Kamis, 04 Juni 2020, 02:38 WIB
Ingin UU Pemilu Pro Rakyat, Alumni IMM Akan Sambangi DPR
Kornas FOKAL IMM, Armyn Gultom/Repro
rmol news logo Forum Keluarga Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (FOKAL IMM) berencana akan menyambangi fraksi-fraksi di DPR RI. Kedatangan FOKAL IMM untuk beraudiensi menyampaikan hasil kajian internal terkait situasi nasional yang dewasa ini terjadi.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Terutama soal pembahasan Undang Undang Pemilu yang belakangan menuai reaksi beragam dikalangan masyarakat.

Ketua Koordinator Nasional (Kornas) Fokal IMM, Armyn Gultom mengatakan, pihaknya bersama jajaran akan menyampaikan langsung aspirasi kader IMM terkait UU Pemilu yang dinilai mereduksi esensi demokrasi.

Bagaimana tidak, adanya wacana ambang batas parlemen atau Parliamentary Threshold (PT) 7 persen dinilai akan memberangus partai-partai yang notabene menjadi partai tengahan atau tidak mencapai PT pada Pemilu 2019 lalu. Terutama partai Islam yang merepresentasikan suara umat Islam di kancah politik nasional.

"Kita mengusulkan, kita datangi semua pimpinan fraksi, kita datangi semua partai-partai politik, secara formal kita datang, siapa yang menerima kita, kita usulkan maksimal 5 persen (PT) dan atau 10 persen sekalian," ujar Armyn Gultom saat mengisi diskusi daring bertajuk "RUU Pemilu" yang diinisiasi oleh Koordinator Nasional FOKAL IMM, pada Rabu malam (3/6).

Armyn Gultom mengatakan, FOKAL IMM mengusulkan dua opsi yaitu PT 5 persen atau sekalian 10 persen agar tidak ada partai Islam yang lolos parlemen. Sebab, dengan adanya PT 7 ditenggarai akan menghambat parpol Islam dan parpol yang tidak lolos pada Pemilu 2019 namun memiliki suara banyak dari masyarakat.

"Jadi dua pilihan ini. Maka, sekali lagi, saya hanya ada dua pilihan bagaiamana FOKAL besok mengusulkan di DIM (Daftar Isian Masalah) di negeri ini juga selalu memakai "strategi politik ini" tentu dengan cara-cara lain," tuturnya.

"Sebab jika tidak 5 pesen itu, percaya lah partai-partai berbasis Islam itu pelan-pelan akan hilang semua," imbuhnya menegaskan.

Lebih jauh daripada itu, Armyn Gultom menegaskan bahwa pihaknya menawarkan kepada para pemangku kepentingan agar menurunkan egoisme sektoral mereka untuk mengakomodasi aspirasi masyarakat.

"Maka menurut saya daripada tanggung, dalam fikran saya, fikiran nakal saya ini, bukan yang sesungguhnya ini, tapi pikiran nakal, kalau bisa bisa menjadi 10 persen, supaya apa? Supaya memastikan tidak ada partai Islam lolos. Sehingga dengan begitu ada kesadaran baru bagi umat Islam untuk bersatu pada keterpanggilan bahwa kita sedang diinjak ditindas untuk bangkit," urainya.

Karena, lanjut Armyn Gultom, biasanya umat Islam itu memakai ilmu per (yang membal) bahwa semakin kencanng tuas yang ditekankan itu, maka diyakini akan menimbulkan tuas permukaan yang semakin tinggi.

"Bagaimana partai Islam ini semua kalah yang pada akhirnya seperti Masyumi dulu ketika Pemilu 1955," ucapnya.

"Maksud saya ketika tidak ada lolosnya partai Islam di 2024 ada kesadaran baru, panggilan sejarah, keinginan kita untuk menyatu, bersama, sehingga membawa kesadaran yang namanya benar-benar partai gabungan semua ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis, Al-Washliyah dll," demikian Armyn Gultom. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA