Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Setelah Mengundurkan Diri, Soeharto Menolak Tawaran Perlindungan Dari Negara Lain

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yelas-kaparino-1'>YELAS KAPARINO</a>
LAPORAN: YELAS KAPARINO
  • Minggu, 07 Juni 2020, 23:40 WIB
Setelah Mengundurkan Diri, Soeharto Menolak Tawaran Perlindungan Dari Negara Lain
Pak Harto dan Ibu Tien Soeharto/TututSoeharto.id
rmol news logo Setelah mengundurkan diri dari kursi Presiden RI, Soeharto pernah ditawari sejumlah kepala negara sahabat untuk berlindung di negara mereka.

Namun Soeharto menolak tawaran itu.

“Saya tidak akan pergi ke mana-mana. Ini rumah saya. Saya akan tetap disini. Sampaiken terima kasih saya pada sahabat-sahabat saya dari negara-begara lain. Tapi maaf, saya tidak akan meninggalken Indonesia,” kira-kita kata Soeharto seperti ditirukan Siti Harijanti Rukmana alias Mbak Tutut dalan sebuah tulisan di blog pribadi beberapa saat lalu.

“Saya lahir di Indonesia. Seandainya saya harus mati, saya akan mati di Indonesia, negeri dimana saya dilahirken,” sambung Soeharto.

Tutut Soeharto menuliskan kisah itu untuk mengenang hari kelahiran Soeharto, 8 Juni. Artikelnya itu diberi judul “Bersyukurlah Kita Masih Diuji Allah.”

Pak Harto lahir di Dusun Kemusuk, Jogjakarta, pada 8 Juni 1921 dari pasangan Kertosudiro dan Sukirah. Ia mulai berkuasa di Indonesia secara de facto pada 1966, dan secara de jure pada 1967. Setelah lebih dari tiga dasawarsa berkuasa, pada 21 Mei 1998 Soeharto meletakkan jabatan.

Pengunduran diri Soeharto diikuti hujatan, cacian, makian dan beragam tuduhan yang dialamatkan kepaanya.

“Pada saat itu keadaan sangat mencekam. Begitu banyak orang turun ke jalan (ukuran kala itu) untuk melakukan demo. Situasi tidak terkontrol lagi. Penjarahan di mana-mana. Berhari-hari hal ini berlangsung,” tulis Tutut Soeharto.

“Karena begitu rusuhnya situasi pada saat itu, untuk keselamatan bapak, bapak diminta oleh sejumlah pihak meninggalkan kediaman Cendana, mengungsi. Bahkan ada beberapa presiden menawarkan bapak untuk datang ke negaranya dan beliau-beliau siap melindungi Bapak,” sambung Tutut Soeharto.

Atas tawaran-tawaran itu, Soeharto menjawab seperti yang telah disebutkan tadi.

Soeharto juga mengatakan dirinya tidak takut karena merasa tidak bersalah dan merasa telah melakukan tugas dengan sebaik-baiknya.  

Di dalam artikel itu Tutut juga menceritakan, setelah Soeharto tidak lagi berkuasa, Presiden BJ Habibie yang menggantikannya memutuskan untuk mencabut semua pengawalan resmi pada Soeharto dan keluarga.

Rumah Soeharto di Jalan Cendana, Menteng, akhirnya hanya dijaga Satpam dan beberapa anggota ABRI yang memutuskan untuk pensiun dini.

Tutut Soeharto juga menyinggung manuver sejumlah menteri Soeharto yang pada saat-saat sulit di tahun 1998 itu memutuskan untuk berhenti.

“Mungkin mereka berfikir, mereka akan bisa menguasai Indonesia, setelah bapak tidak jadi Presiden,” tulis Tutut Soeharto.

Di sisi lain, Tutut Soeharto mengatakan, Pak Harto selalu mengingatkan dirinya dan adik-adiknya untuk tetap sabar dan tidak dendam menghadapi semua itu.

“Bersyukurlah kita masih diuji Allah, artinya, kita diberi kesempatan untuk menjadi lebih baik kalau kita dapat melewati semua ujian dengan baik, dan itu menunjukkan bahwa Allah menyayangi kita,” demikian antara lain pesan Soeharto. rmol news logo article 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA